Walaupun menggerutu ingin menebas leher Deys saat ini, gadis itu tetap mengambil novel-novel yang terpajang di hadapannya. Deys bilang ia akan membelikan apapun itu novel kesukaan Aleka tanpa terkecuali.
Bahkan pada buku kelima, Deys tetap mengangguk setuju pada pilihan Aleka. Padahal Aleka tau sendiri bahwa harga buku ini lebih dari seratus ribu. "Lo lagi hoki, ya?" tanya gadis itu heran.
"Iya," balas Deys. "Hoki karena bisa bawa lo kencan," lanjutnya membuat Aleka mencibir.
"Ini lo bilang kencan?" tanya Aleka dengan nada meledek.
Deys mengangguk, ia sungguh tak apa meskipun sedari tadi nada bicara Aleka seperti ingin memakan dirinya hidup-hidup. Tidak ada lembut-lembutnya, Deys jadi heran, setidaksuka itukah gadis ini padanya?
"Masih ada lagi yang ingin lo beli?" tanya Deys tetap sabar, sementara di genggaman cowok itu sudah terdapat empat novel milik Aleka yang dititipkan gadis itu padanya.
Deys jadi gemas sendiri, meskipun marah melulu, gadis itu masih menghargai keberadaannya di sini dan sesekali meminta tolong jika buku yang diinginkannya ada di rak teratas, kemudian jika ia suka buku itu maka ia meminta Deys untuk memegangnya.
Aleka menggeleng. "Udah ini aja, nanti lo jadi miskin." Bahkan gadis itu masih memikirkan dirinya, bagaimana Deys tidak tambah cinta.
Kaki yang terbalut sepatu yang baru berumur lima hari itu melangkah menuju kasir, membawa sang tuan membayar buku-buku yang dibelinya.
Deys segera mengeluarkan kartu kreditnya dan membawa paper bag berisi lima buku itu menuju Aleka yang sudah menunggu di atas motor miliknya. "Thanks," ucap Aleka menerima pemberian Deys walaupun dengan ekspresi datar.
"My pleasure, Ale."
Sekarang sudah pukul setengah empat sore, masih ada kurang dari satu jam lagi agar tidak telat mengantarkan Aleka sesuai perintah Pangeran. Deys membelokkan motornya memasuki parkiran sebuah café yang lumayan ramai.
"Mau minum dulu bentar?" tanya Deys yang dibalas anggukan setuju oleh Aleka.
"Tapi yang bayar harus lo." Aleka sangat malas mengeluarkan duit dari sakunya.
"Your wish is my command. Tentu aja gue yang bayar." Deys segera menarik lengan gadis itu memasuki café yang sedang memutar lagu Howl oleh Dept.
Aleka hanya sibuk dengan dunianya sendiri, memotret novel yang dibelinya-ralat, dibeli Deys dan diposting di beberapa media sosialnya sekaligus pamer. Kapan lagi beli novel lima sekaligus.
Bahkan ketika pesanan mereka sampai, Aleka tidak juga mau melirik Deys atau sekedar mengajak cowok itu berbicara santai. Gadis itu hanya membolak-balik ke lima novelnya dan membedakan aroma buku yang satu dengan lainnya.
Deys diam-diam mengabadikan kegiatan gadis itu di ponselnya, berbagai macam ekspresi Aleka tertangkap oleh kamera ponselnya. Sialnya, gadis itu tetap saja cantik meski sedang bengong dan menganga lebar sekalipun.
"Gue ke toilet dulu bentar," pamit Deys yang hanya dibalas gumaman oleh Aleka.
Selang dua puluh detik berikutnya, indra pendengaran Aleka dikejutkan karena mendengar salah satu lagu kesukaannya. Escape room oleh fromis_9, Aleka itu penggila semua yang berhubungan dengan girl group yang beranggotakan sembilan bidadari cantik itu.
Deys kembali, ia tersenyum tipis melihat Aleka yang menggerakkan bibir mengikuti lirik lagu yang sangat asing bagi cowok itu.
Deys sebenarnya bukan ke kamar mandi, melainkan menanyakan pada barista yang bekerja di café itu, siapa foto perempuan yang dijadikan aksesoris di belakang ponsel Aleka. Cowok itu menyodorkan ponselnya yang terdapat foto Aleka sedang fokus bermain sosmed pada barista dan untungnya barista berkacamata itu tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERSTAND [END]
Teen Fiction"Take you by the hand. You're the only one who understands." Start publish 220622. End post 220827. highest; #1 in dinoseventeen - 020423 #3 in boyfie - 090723 - UNDERSTAND - 290322 - 160722, ©geezryubee.