"Pangeran Laskar Airlangga!"
"Woi, Ran. Nama lo dicatat ama si Yola," lapor cowok yang mengenakan topi berwarna hitam di kepalanya itu kepada Ran.
Sekarang sedang jamkos, lantas si ketua kelas yang bertanggung jawab itu akan mengurangi point bagi para siswa yang tidak tertib di dalam kelas. Padahal Ran cuma ngonten tiktok doang di belakang, langsung dikurangi sepuluh poin oleh gadis biadap itu.
"Ya udah gue jadi perabotan aja, diem." Ran bersungut-sungut duduk kembali di bangkunya.
Di kelas Ran terdapat tiga orang cewek, pertama si sangar berkacamata yang menabok Ran dengan sapu, kedua cewek berambut sebahu yang jarang dan pelit ngomong duduk sendirian mulu di belakang, lalu si Yola ketua kelas tukang cepu.
Kenapa ketua kelas cewek? Karena cowok di kelas Ran pada mager semua dan rata-rata pada bandel tidak ada yang patut dijadikan panutan.
"Alora lagi apa, ya?" gumamnya mengetuk-ngetuk layar ponsel.
Ran tahu, Alora itu bukan tipe cewek yang suka dikasih gombal dan rayuan tidak jelas. Bisa-bisa baru mengirim stiker kak Rose kayang langsung diblok. Jadi, Ran harus cari akal agar Alora tidak risih karena kehadirannya.
Baru juga masih memikirkan pesan apa yang patut dikirim pada Alora, bel pulang sekolah sudah berbunyi. Langsung saja cowok itu kabur dari kelas tanpa babibu mengucapkan salam.
Di koridor kelasnya, sudah nangkring Aleka menatap tajam ke arahnya. Ran mendekat hendak melewati, namun Aleka menahan lengannya lebih dulu. "Semenjak punya crush gak pernah nebengin gue lagi nih, kenapa tuh?"
"Terus guna Deys buat lo apaan?" Ran melepaskan genggaman Aleka dari lengannya.
"Kok malah-"
"Kiw, Babang Deys. Nih, cewek lo, gue cabut dulu mau nyari ayang." Ran melenggang pergi meninggalkan Aleka yang sudah berasap di belakang.
Deys mendekati Aleka dengan senyum lebar. "Ale, lo mau mamp-"
"Gue pulang sendiri." Aleka menyela.
Aleka yang berjalan cepat segera dikejar Deys dan berjalan di sebelahnya. "Mau ke K-pop shop gak? Beli poster Nagyung?"
"Poster doang?"
"Apapun yang lo tunjuk."
"Apapun?"
"Absolutely, sweetheart."
ᴀʟᴏʀᴀɴ
Ran mengeluarkan motornya dari padatnya parkiran, bersenandung ria karena sudah terniat di hatinya akan membuntuti Alora dari belakang angkot.
Namun, niatnya terhenti kala melihat seorang nenek-nenek yang hendak menyeberang di padatnya jalanan sore ini.
"Bentar deh, nyari pahala dulu," ucapnya seraya memarkirkan motornya di pinggir jalan.
Kaki Ran melangkah mendekati nenek itu, berdiri di sebelahnya seraya mengucapkan salam sapa yang dibalas ramah oleh wanita tua itu.
"Nenek mau nyebrang, 'kan? Sini biar Ran bantu," tawarnya yang diangguki sang nenek.
Ran berjalan lebih dulu, memanjangkan sebelah tangannya menghambat kendaraan yang hendak melintas. Ran merasa deja vu, namun bedanya dulu gadis cantik, sekarang nenek cantik.
Ketika sampai di tujuan, wanita yang lebih pendek dari Ran itu mengucapkan terima kasih. Ran mengangguk dengan senyum manis, hendak pamit namun nenek itu malah menahannya dan memperkenalkan pada cucunya yang baru datang berlarian dari dalam gedung.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERSTAND [END]
Teen Fiction"Take you by the hand. You're the only one who understands." Start publish 220622. End post 220827. highest; #1 in dinoseventeen - 020423 #3 in boyfie - 090723 - UNDERSTAND - 290322 - 160722, ©geezryubee.