[11] Badmood

120 8 20
                                    

Tanpa melepas seragamnya, Ran membawa tiga ekor kucing itu ke kamar mandi. Sementara, di belakangnya ada Aleka membawa dua ekor kelincinya untuk dibersihkan bulunya.

Ran membersihkan secara lembut dan sayang ketiga kucing itu, sebisa mungkin membuat mereka nyaman dan tidak terkejut karena dibasahi air hangat.

Sementara Aleka yang mengamati tersenyum tipis, gadis itu hanya membersihkan bulu Keke dan Kiki dengan kain lembab. "Udah marah-marahnya?"

"Belom! Orang gila kayak lo dimarahin doang kagak mempan." Ran mendengkus.

"Lia sayang gue agak kurusan, terus bulunya mulai rontok, pasti dia nyesel dibeli sama tuan modelan kayak lo," sungutnya mengeringkan tubuh ketiga kucing itu dengan handuk kecil.

"Terus hukuman buat gue apa?" tanya Aleka kepo.

"Lo sikatin noh kolam renang kakek gue yang udah lumutan, gue mau mandi di sana soalnya," ucap Ran asal.

"Lo gila?"

"Lo lebih!"

"Enak aja, gak mau. Yang bakalan mati juga kucing gue, kenapa harus gue yang repot-repot bersihin kolam kakek lo?" geram Aleka.

"Lo yang nanya hukuman tadi, tolol!"

"Kasar."

"Baru nyadar?" Ran tersenyum meremehkan.

"Katanya mau tobat."

"Astaghfirullah Ya Allah, maafkan hamba." Ran mengkulum bibirnya merasa berdosa.

"Cih!" Aleka meninggalkan cowok sinting itu.

Seusai meletakkan ketiga kucing itu di tempat tidurnya, Ran mengejar Aleka yang asyik nonton di ruang tamu. "Masya Allah ada bolu!" Ran tersenyum girang dan mengambil sepotong bolu pandan yang menganggur di depannya.

Aleka jadi ngeri. Hidayah dari mana didapatkan oleh cowok itu.

"Alhamdulillah kenyang." Ran mengelus perutnya.

Cowok itu juga meneguk sirup melon di sebelahnya. "Ahh, Alhamdulillah lega."

"Innalillahi ada cicak di atas meja, Aleka!"

"Subhanallah Ran kaget," celetuknya mengelus dada. Sementara Aleka menginjak cicak itu sampai gepeng.

"Ran." Aleka memanggil Ran yang segera melirik ke arahnya.

"Lo disantet, ya?"

"Pantat lo! Gue waras ya anj-ASTAGHFIRULLAH MAAF YA ALLAH, RAN KHILAF."

"Gila!"

ᴀʟᴏʀᴀɴ

Mood Aleka hancur.

Ran, cowok yang katanya tobat itu ternyata memiliki alasan kenapa ia mulai mendekatkan diri kepada tuhannya.

Karena gadis cantik, berhijab panjang juga wajah bersinar karena sering disirami air wudhu', namanya Alora.

Ran itu memang selalu jujur dengan apa yang ia alami, apapun itu. Aleka jadi menyesal karena memaksa cowok itu menjelaskan alasan ia mau bertobat.

"Cewek speak bidadari itu jodohnya harus cowok speak imam surga dan iman yang kuat, karena iman gue kertas alias tipis banget makanya gue harus memantaskan diri agar menjadi suami Alora kelak."

Suami?

Cih.

Bahkan Aleka membiarkan saja Kahfi mengepang rambutnya sesuka hati, karena memang seburuk itu suasana hatinya.

UNDERSTAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang