[06] Love, Maybe?

214 29 87
                                    

Sungguh, nikmat mana lagi yang engkau dustakan. Sepertinya itu adalah kalimat yang tepat untuk Ran, karena ketika ia tak sengaja ingin beranjak dari masjid itu, eh, dirinya yang rajin beribadah dan menebar kebaikan ini malah dihadiahkan bidadari cantik tengah melipat mukena di sudut sana.

Ran tiba-tiba nyengir tidak jelas dan tidak jadi pergi, ia malah duduk ikut berzikir di samping bapak-bapak yang menggoyangkan kepala ke kanan dan ke kiri.

Ran sejujurnya bukan hamba yang sering zikir, karena menurutnya jika salat tidak bolong saja itu sudah termasuk anak yang dirindukan surga, namun karena sekarang sedang ada bidadari di sini. Orang bodoh mana yang gak betah di masjid lama-lama.

Oke, perilaku Ran itu tidak pantas ditiru.

Dalam diam, cowok itu mengamati Alora yang fokus membenarkan hijabnya yang kusut. Ingin sekali mengabadikan ekspresi gadis itu di ponselnya, namun segera ia urungkan. Karena memotret seseorang diam-diam itu adalah perilaku yang tidak baik.

Alhasil Ran hanya sibuk sok pura-pura berzikir geleng kanan geleng kiri, dengan leher yang serasa mau putus karena terus melirik ke belakang. Tak apa, apapun demi Alora.

Katakan Ran gila, padahal ia belum terlalu lama bertemu Alora. Namun, ia sudah dimabuk asmara. Salahkan Alora yang entah kenapa kian hari membuat Ran tak sanggup mengalihkan pandangan.

"Pengen gue nikahin, tapi gue masih tidur di ketek bunda."

Melihat Alora yang sudah siap dan akan meninggalkan masjid, segera Ran mengakhiri zikirnya dan ikut keluar memperhatikan Alora yang telah menghilang di balik mobil jeep hitam.

Ran akhirnya juga ikut pulang dengan hati berbunga-bunga hingga tak sadar bahwa sendal yang ia gunakan bukanlah sendal miliknya.

Bodoamat, Ran tidak peduli dan hanya sibuk nyengir sepanjang perjalanan. "Masa' iya gue naksir dia sih?" gumamnya bingung.

Masalahnya Ran itu tidak pernah sama sekali tertarik dengan gadis tertutup seperti Alora. Ia mempunyai tiga orang mantan dan itu semua tidak pernah Ran yang naksir duluan, dan malah si cewek yang nembak Ran dengan beraninya.

Laurena, mantan Ran sewaktu kelas VIII SMP. Rena itu sangat feminim, sering kali menggunakan rok separuh paha dan rambut yang kadang ditambah warna walaupun cuma tempelan. Giginya dikasih pagar warna merah muda dan punya lesung pipi satu di dekat bibir.

Rena termasuk berani karena nembak Ran di depan kelas waktu jamkos, Ran yang anaknya ngang-ngeng-ngong tidak jelas tentu aja oke tidak masalah, terutama seisi kelas sibuk menyoraki yang membuat telinga Ran mau pecah.

Hubungan itu kandas karena Ran mergokin Rena kayang gak jelas di kelas bareng tongkrongannya, Ran jadi ilfeel dan langsung talak tiga saat itu juga.

Yang kedua, Rika. Cewek itu malah lakik banget, suka balapan pake motor cross dan di lengannya ada tatto gambar harimau. Waktu itu Ran kelas X dan memang sedang sukanya sama cewek tomboy karena pelet Ryujin dan SinB yang aduhay.

Cukup tiga bulan dan putus karena Ran bosan. Rika itu malah lebih fokus balapan sana-sini dan juga Ran kepergok sama sang bunda jadi langsung finish saat itu juga.

Last, gadis pintar berkacamata dan juga kebanggaan SMA 2. Lagi dan lagi bukan Ran yang nembak, bukan Ran yang goda dan bukan Ran yang tertarik. Namun, gadis jenius itulah yang kepincut dengan kebaikan hati Ran waktu dia gak sengaja lihat Ran kasih minum anak kucing.

UNDERSTAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang