[12] First Picture

124 10 0
                                    

Tatapan Deys terpaku pada mata dan bibir gadis yang berceloteh di hadapannya itu. Mengamati rambutnya yang melambai karena terpaan angin dan kerutan yang sesekali muncul menunjukkan ekspresi kesal ketika mengucapkan kalimat yang membuatnya marah.

"Dan seenaknya dia bilang dia suka cewek itu, kalau mau tobat ya tobat aja kenapa harus ada cewek dulu, gitu. Males gue liat muka sok polos tanpa dosanya itu senyum girang di hadapan gue yang sejelasitusukasamadia gitu lo, anjir argh!"

Deys terkikik karena Aleka beberapa kali nge-rap saking excited-nya bercerita.

"Pengen gue pites-pites otaknya, terus gue jual ke pasar gelap, enakajadiasukalagisamaceweklain, padahal gue udah bertahun-tahun ada di sebelah dia."

Deys akhirnya terbahak tatkala Aleka mulai kesusahan bernapas dan sesekali menghirup udara menetralkan emosinya. Tangan cewek itu bergerak-gerak mempraktekkan apa yang dirasakannya. Sesekali berdiri memperagakan kegiatan Ran yang diingatnya.

Tidak disangka ternyata gadis itu sudah berbicara selama satu jam setengah tak ada hentinya, begitupun Deys yang diam mendengarkan.

Deys menyodorkan air mineral di hadapannya. "Minum dulu," paparnya.

Aleka menerima dan meminum air itu lekas. Usai itu ia terdiam cukup lama memperhatikan matahari terbenam yang sedari tadi ia abaikan.

"So, can I talk now?"

Gadis itu mengangguk. Ternyata meluapkan emosi melelahkan juga.

"Lo temenan selama itu dan cuma lo yang nyimpan perasaan ke Ran?"

Aleka mengiyakan.

"Lo tau alasan Ran kenapa gak balas perasaan lo?"

"Balas gimana? Dia aja gak tau gue suka dia."

"He knows, gue yakin. Tapi, dia gak mau pede dulu. Selain itu, kalian juga beda, Ale."

Aleka mengernyit.

"Kebodohan terbesar lo itu, lo seolah lupa kalau tuhan lo dan dia beda."

Aleka terdiam. Ia tak pernah memikirkan hal itu sama sekali sebelumnya.

"Jadi, gue yang salah?"

Deys menyalipkan anak rambut gadis itu ke belakang daun telinganya. "Lo gak salah, gaada yang tahu kita bakalan jatuh cinta sama siapa. Tapi, perasaan lo yang udah jelas salah ini harus segera lo hilangin."

"Gak semudah itu."

"Gue tau, maka dari itu gue ada di sini. Buat lo."

Aleka terdiam cukup lama, begitupun Deys yang juga hening sembari mengamati wajah Aleka yang mulai tenang.

"Lo bilang tadi mau nunjukin sesuatu?"

"Ah, iya. Bentar," balas cowok itu seraya mengeluarkan ponselnya dari saku.

Deys berdiri di hadapan Aleka, meletakkan ponselnya yang tengah memutar lagu Talk and Talk fromis_9. Aleka mengernyit bingung dengan aksi cowok itu.

"Lo ngapain?"

Pertanyaan Aleka terjawab sudah kala Deys menggerakkan tubuhnya mengikuti irama lagu itu, gadis itu terkekeh tipis. Meskipun tidak pro, tapi dance Deys bisa dibilang lumayan terutama cowok itu mengcover dance girlgroup.

"Hahaha, lo kayak Kahfi!"

Deys yang mendengar itu segera menghentikan tariannya. "Kok Kahfi?"

"Lenggak-lenggok."

Deys mencibir. "Gue cover lagu cewek, kalau cowok beda lagi."

"Coba cowok," tantang Aleka.

"Putar lagu Maniac Straykids," pinta Deys segera dilakukan oleh Aleka.

UNDERSTAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang