[10] Ganteng

134 9 56
                                    

"GAK!"

Aleka menggeleng kuat. "Enak aja, gak mau."

Deys mengangguk santai. "Kalau gitu bayar hutang lo sekarang, bukan bulan depan."

"Mana bisa gitu, salah lo juga kenapa gak bilang-bilang kalau lo gak ikhlas? Bulan depan, please, gue janji deh," pinta Aleka seraya menyatukan tangan memohon.

"Kalau emang lo mau bayar, gak cuma itu aja." Deys mengarahkan dagunya pada paper bag yang dipegang Aleka. "Buku yang gue beliin, minuman di kafe, bensin motor gue buat anterin lo balik, pernak-pernik k-pop lo ini, terus-"

Secara spontan kerah Deys ditarik oleh Aleka kuat, membuat cowok yang sibuk berceloteh itu terdiam merasakan bibir Aleka menempel di pipinya lembut. Tak lupa, Aleka mengangkat jemarinya tinggi-tinggi di hadapan Deys seraya menghitung kecupan per detiknya.

Ketika kelima jarinya sudah melambai sempurna, Aleka melepaskan kecupan itu, memperhatikan Deys yang membeku, namun untungnya masih bisa fokus berkendara.

Aleka jadi ngeri karena Deys tiba-tiba membeku.

"Mending lo nepi dulu deh, gue takut kecelakaan," cicit Aleka karena Deys masih belum juga berbicara sedari dua menit yang lalu.

Deys menurut. Menepikan mobilnya di dekat warung kosong dan mengambil napas sejenak.

"Udah sadar?" tanya Aleka memperhatikan cowok yang tengah menyugar rambut kepanasan itu, padahal air conditioner di mobil nyala.

"Ini lo gak lagi kesurupan, 'kan, Al?" Pertanyaan biadap itu dibalas bogeman asal oleh Aleka pada bahu kiri Deys yang meringis lebay.

"Kata lo itu cara tercepat supaya hutang gue lunas, ya gue lakuin," balas Aleka.

"Cuma karena itu?"

Aleka mengangguk. "Sebatas itu."

Deys kembali tersadar dari pahitnya kenyataan, menyalakan kembali mesin mobil dan mulai melaju meninggalkan warung kosong yang ia singgahi.

"Gue lupa kalau gue cuma second lead bukan pemeran utamanya."

ᴀʟᴏʀᴀɴ

Ran baru balik dari barber shop.

Sepanjang perjalanan pulang, ia terus menyugar rambut barunya yang terasa fresh dan lebih sehat. "Gimana cewek gak tergila-gila, gue seganteng ini," kata Ran dengan pedenya.

Sampai di rumah, cowok itu melakukan selfie mirror berniat memamerkan new hair-nya kepada dunia. Ketika men-scroll kontak, jemarinya terhenti pada salah satu nama yang membuat bibir tipis Ran tersenyum persuasif.

| • Alora

| • Alora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UNDERSTAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang