[02] Halte

381 49 200
                                    

"Ran, tunggu!"

Terdengar bunyi berdebum cukup keras dari lantai dua koridor kelas, membuat Ran yang tengah balapan siapa yang sampai duluan dengan Aleka, menoleh. Aleka terjatuh.

Ran berbalik, mendekati gadis itu perlahan memperhatikan bibir tipisnya itu meringis. "Lo yang nantangin lo yang jatuh," cibir Ran.

Aleka berdecak, "bantuin kek malah ngeledek!" sungut gadis itu merapikan roknya yang tersingkap.

Cowok itu hanya berdiri bersidekap dada, enggan untuk menolong Aleka yang kesakitan. Selang sepuluh detik barulah gadis itu bisa berdiri dengan raut wajah kesal. Tumitnya memerah dengan siku tangan yang ngilu.

Aleka melewati Ran begitu saja usai menabrak bahu kekar cowok itu. Melenggang pergi meninggalkan Ran yang ngakak di belakang. "Woi, Ale! Tapak sepatu lo lepas," teriaknya yang membuat murid-murid di sekeliling ikut memperhatikan sepatu Aleka.

Merasa tidak beres, Aleka membalikkan sepatunya melihat bagaimana alas dari pelindung kaki itu meleyot menampakkan kaus kaki bermotif kucing di dalamnya.

Lantas, semua yang melihat itu tertawa terbahak-bahak, begitupun Ran yang terbengek-bengek seraya bertepuk tangan girang.

Aleka yang kesal justru melempar sepatunya itu ke arah Ran dan-

Plak!

Tepat mengenai kepala cowok itu. Aleka mengibaskan telapak tangannya bangga. Gadis itu berjalan santai melewati koridor dengan salah satu kaki yang tidak terbungkus sepatu.

Di kelas Aleka hanya terdapat lima orang perempuan termasuk dirinya, karena sekolah ini memang lebih diperuntukkan untuk laki-laki.

Namun, karena ia tak punya pilihan dan hanya berteman dengan Ran seorang, alhasil ia juga ikut mendaftar di sekolah yang sama dengan cowok itu. Meskipun begitu, tetap saja kelas Aleka dan Ran tidak sama.

Aleka memberengut kesal di bangkunya, melepas sebelah sepatu yang masih utuh dan melemparnya sembarangan. Sekarang, kedua kaki gadis itu hanya terbalut kaus kaki cream bergambar kucing.

Bibirnya terus menggerutu kesal, mengabaikan sumpah serapah si gendut di sudut kelas yang kesal karena Aleka melemparkan sepatu itu ke makanannya.

Gadis itu menumpukan kepala di atas kedua tangan yang terlipat di meja, menggoyangkan kedua kakinya berirama berusaha membalikkan suasana hatinya yang kacau.

"Nih, pake aja sendal gue."

Aleka mendongak, menatap Deys yang terang-terangan tersenyum kepadanya. Matanya menunduk melihat cowok itu menyodorkan sepasang sendal berwarna putih dengan hiasan kucing di atasnya.

Lelah menunggu respon dari gadis itu, Deys segera berjongkok dan memasangkan sendal itu pada kedua kaki Aleka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelah menunggu respon dari gadis itu, Deys segera berjongkok dan memasangkan sendal itu pada kedua kaki Aleka.

ᴀʟᴏʀᴀɴ

UNDERSTAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang