Apa ketololan yang dilakukan Ran hari ini? Yaitu sengaja tidak membawa motor ke sekolah dan malah berakhir naik angkot untuk pulang ke rumah. Cowok itu duduk di sebelah sopir, sementara di belakangnya diisi sekumpulan ibu-ibu yang sibuk mengghibah.
Tujuan utama dan maksud dari ketololan ini adalah agar cowok itu bisa naik satu kendaraan yang sama dengan Alora. Ketika sekolah Alora mulai terlihat, Ran malah tambah nyengir yang membuat sang sopir geleng-geleng sedari tadi.
Matanya memantau satu per satu siswa yang naik ke dalam angkot, di barisan terakhir akhirnya Ran melihat Alora yang memilih duduk di dekat tangga. Yakni di kursi single yang lebih tepatnya di belakang Ran.
Gimana Ran tidak mampus.
"Kudu pamer ama Ale inimah," gumamnya mengeluarkan ponsel dan memoret dirinya yang tersenyum bahagia dengan pemandangan ransel Alora. Meskipun cuma ransel tapi sudah membuat Ran kejang-kejang.
"Oke, centang dua," gumam cowok itu menanti Aleka membaca pesannya.
Sibuk sendiri dengan rasa bahagia hingga Ran tidak sadar, bahwa gang rumahnya telah terlewat. Penumpang di belakang pun sudah berkurang satu per satu menyisakan dua ibu-ibu dan gadis cantik satu yang masih pewe di belakang Ran.
"Ra," panggil Ran agak berbisik. Namun, sepertinya gadis itu tak tahu ada yang memanggilnya.
"Alora!"
Mendengar ada yang memanggilnya, Alora jadi kebingungan. Hanya suara namun tidak ada orangnya. "Di belakang."
Alora menoleh, menemukan Ran yang tersenyum lebar menampakkan deretan giginya. Lantas, Alora kembali ke posisi semula agar tak bertatapan terlalu lama dengan Ran. "Ya?"
"Gue hari ini gak bawa motor tau." Ran bercerita.
"Lalu?" Alora tetap merespon walaupun sebenarnya gak peduli juga sih.
"Pagi tadi naik gojek, pulangnya angkot. Keren, 'kan?"
"Biasa aja."
Bahu Ran melorot, lemes sampe ke ulu hati. "Keren tau, Ra. Jarang cowok ganteng kayak gue ini naik angkot."
"Ada tuh, abang sopirnya."
Ran melirik. Bener juga, abang sopir ini wajahnya gak tua-tua amat, mungkin sekitar dua-duaan. "Bang, gue keren gak?"
"Kerenan gue lah, udah kerja. Lah, situ?"
Sudahlah jatuh, masuk parit, terus viral di mana-mana. Sepertinya itu pepatah yang pas untuk Ran yang kegeeran.
Ran berdecak, memalingkan wajah ke jendela dengan air muka yang seakan mau memakan orang. "Kiri, Bang." Ran pundung.
Angkot itu berhenti dan Ran memberikan uang dua puluh ribu, lalu melenggang begitu saja karena pasti abang angkot itu akan meledeknya.
Ran terus berjalan, tidak tahu arah. Karena ini memang bukan kawasan rumahnya. Kepikiran menelpon Aleka untuk minta dijemput, namun kegiatannya terhenti kala suara lembut menyebut namanya.
"Ran, maaf. Tadi cuma bercanda."
Hati Ran yang sekeras batu tiba-tiba jadi selunak permen karet mendengar kalimat yang diucapkan Alora.
Cowok itu berbalik, menemukan Alora yang menunduk menatap kedua sepatunya. "Gak lucu, gue tersinggung," sungut Ran sok kesal. Padahal hidungnya sudah kembang-kembis menahan senyum.
"Maaf, ya. Ran keren kok, sumpah deh. Tadi cuma bercanda, serius."
Sumpah demi ketawanya Seokjin yang kayak lap jendela, Ran benar-benar mleyot sekarang. Ingin berlari memeluk Alora yang gemasnya gak tanggung-tanggung, namun ia tahan dengan mengepalkan kedua tangan di kedua sisi pahanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERSTAND [END]
Teen Fiction"Take you by the hand. You're the only one who understands." Start publish 220622. End post 220827. highest; #1 in dinoseventeen - 020423 #3 in boyfie - 090723 - UNDERSTAND - 290322 - 160722, ©geezryubee.