"Alora Delancy."
Gadis itu menoleh. "Ya?"
Ran yang tersadar gumamannya terlalu keras segera menampar pipinya malu. Cowok itu kembali menoleh ke arah Alora yang terlihat takut meliriknya. "It-itu nama lo?"
"Iya," balas Alora kembali menunduk menutup buku note miliknya.
Ran ingin sekali merobek mulut brengseknya ini, jika saja tadi dia tidak kelepasan, pasti suasana tidak secanggung sekarang.
Baru saja cowok itu ingin berbicara, bus sialan itu telah datang dan berhenti tepat di hadapan mereka. Alora segera merapikan belanjaannya dan melangkah hendak memasuki bus.
Ran yang tentunya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini segera berdiri dan berucap, "Alora, gue Ran, salam kenal."
Namun, gadis itu hanya berhenti lima detik tanpa berbalik dan melanjutkan langkah menaiki tangga bus, mengabaikan perkataan Ran yang terdiam di belakang.
Tak lama, bus itu melaju meninggalkan Ran yang membeku di depan halte. Cowok itu mengedipkan matanya tersadar dan menatap bus yang sudah mulai menghilang di persimpangan jalan.
Ran kembali melangkah ke kursi halte mengambil kaleng minumnya yang baru ia minum setengah. Cowok itu kembali melihat ke arah tempat duduk Alora sebelumnya.
Tangannya menggapai sesuatu di sana yang seperti sebuah kalung.
Tasbih Alora tertinggal.
ᴀʟᴏʀᴀɴ
Sesampainya di rumah, Ran segera menghempaskan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Mengganti siaran televisi dan lebih memilih menonton di aplikasi Netflix.
Cowok itu membuka toples kerupuk yang selalu bundanya sediakan di sana. Memakannya fokus seraya menonton lanjutan dari drama Korea action yang sedang naik rating akhir-akhir ini.
Hingga ia tak sadar, Aleka sudah duduk di sebelahnya seraya menatap saku celana cowok itu bingung. "Sejak kapan lo rajin dzikir?"
"Hah?" Ran menoleh seraya mengigit kerupuk udang itu.
"Tuh, tasbih di saku lo. Wah, wah, wah... ada apa gerangan, akhi Ran?" tanya Aleka tersenyum jahil. Pasalnya cowok itu saja ketika shalat pasti selalu bolong satu atau dua, kalau tidak subuh ya isya.
"Kepo!" balas Ran kembali menyembunyikan tasbih yang menyembul itu ke sakunya.
Aleka berdecak kesal, mengabaikan kekesalan Ran dan ikut menonton seraya berebut kerupuk dengan cowok yang tak mau mengalah itu.
"Lo ke mana tadi? Kok gak keliatan," tanya Aleka setelah menghabiskan sisa kerupuk terakhir.
"Beli air," balas Ran.
"Di rumah lo sebaskom tuh air, masih aja beli air," sungut Aleka.
"Bacot!" Satu kata balasan dari Ran yang disambut bundanya dengan jaweran pada telinga kanan cowok itu.
"Aduh, awh, ampun, Bunda." Ran benar-benar terkejut, tahu-tahu saja wanita yang memakai celemek itu datang dari belakang dan meraup telinganya penuh dendam.
"Siapa yang ajarin ngomong kayak gitu?" tanya bunda Ran bersedekap dada.
"Bacot doang, Bunda, bukan bang-ARGH! AMPUN BUNDA AMPUN!" Ran meringis merasakan telinganya hampir copot.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERSTAND [END]
Teen Fiction"Take you by the hand. You're the only one who understands." Start publish 220622. End post 220827. highest; #1 in dinoseventeen - 020423 #3 in boyfie - 090723 - UNDERSTAND - 290322 - 160722, ©geezryubee.