"Eh, Laci, ngapain lo?" Ran setengah berisik mencolek bahu Kahfi yang sedang bersandar di pintu masuk kelas Aleka.
Kahfi mengernyit. "Apaan 'Laci'?"
"Laki tapi kek banci," balas Ran tanpa beban.
"Fuck you! Gue itu emang cantik, ya, kampret!" geram Kahfi mencubit pinggang Ran enteng. Cubitan cowok setinggi dada Ran itu memang luar biasa. Membuat Ran langsung meringis ngilu.
"Awas, ah, minggir lo!" usir Ran berusaha menyingkirkan Kahfi dari pintu yang tertutup itu.
"Bentar, budek! Gue lagi nguping apa yang diperbincangkan my ayang bebeb sama tu cewek genit di sono," bisik Kahfi menunjuk Sidiq dan Keisya yang sedang makan berhadap-hadapan.
"Lo kali yang genit, stres!" sembur Ran menjitak dahi Kahfi. Cowok bermata sipit itu memang suka sekali menyentil bagian luas di sana. Terutama Aleka yang jadi sering mengenakan handsaplast karena kulitnya di bagian sana membiru.
"Ih, siapa lo bilang gue genit? Kita gak kenal, ya!" ketus Kahfi menatap Ran tajam.
Ran mengedikkan bahu tak peduli, kemudian mendobrak pintu kelas itu membuat dua penghuni di dalam kebingungan. "Eh, gue ganggu, ya?" tanyanya polos.
Sidiq menggeleng. "Gak kok, santai."
"Oh, oke. Kalau gitu lanjut." Ran lanjut berjalan ke meja Aleka, membuka tas gadis itu random mencari permen karet yang kerap kali Aleka bawa.
Seusai mendapat yang ia inginkan, Ran memilih duduk di bangku Aleka, melirik Sidiq dan Keisya yang sekarang sudah suap-suapan bakpao.
Kemudian, tatapannya beralih pada Kahfi yang mencak-mencak di pintu kelas. "Panas sekali hari ini ya ges ya!" teriak cowok itu menatap Kahfi senang.
Brak!
Kahfi melayang menabrak meja di hadapan Sidiq yang kaget, cowok dengan jepit rambut biru di sisi kepalanya itu mengacungkan jari tengah pada gadis di hadapan Sidiq yang tak mengerti apa-apa.
Sementara di sudut kelas sana, Ran rasanya mau pipis di celana karena tidak kuat dan terbengek-bengek melihat ulah Kahfi. Ia sesekali menghapus air mata bahagia menahan haru melihat Sidiq yang pusing diperebutkan.
"UDAH SANA MINGGAT LO!" usir Sidiq melindungi Keisya dari jambakan Kahfi yang brutal.
"Tega lo ngusir gue yang udah naksir sama lo dari kelas sepuluh?" Kahfi nyesek mau nangis.
"Gue normal ya goblok!" hina Sidiq sudah benar-benar pusing.
"Lo, jahat!" Kahfi mewek melempar jepitannya mengenai pipi Keisya yang seperti orang bloon tak tahu apa-apa.
Sidiq meraih lengan Keisya dan melindungi gadis itu dari amukan Kahfi. "Jangan kasar sama dia dong! Dia cewek gue kalau lo tau!"
"HAH? KAPAN KALIAN JADIAN? BOONG!" Kahfi membentak tak terima.
Sidiq mengalihkan pandangan dari Kahfi ke gadis berhidung pesek di sebelahnya. "Gue jadi pacar lo boleh gak?"
Keisya tersenyum malu-malu, ia melirik Kahfi sinis kemudian menatap Sidiq serius. "Boleh."
"BWAHAHAHA KAHFI KARAM COK! PELAMPUNG MANA PELAMPUNG?" Ran berjingkrak girang manabuh botol minum Aleka berkali-kali di meja kayu itu.
Sidiq tersenyum miring. "Minggat!" usirnya.
"KALIAN JAHAT, AA MAMAA!"
ᴀʟᴏʀᴀɴ
Tisu Aleka sudah habis satu kotak akibat ulah Kahfi. Gadis itu menemani sang partner di perpustakaan sekolah yang memang biasanya sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERSTAND [END]
Teen Fiction"Take you by the hand. You're the only one who understands." Start publish 220622. End post 220827. highest; #1 in dinoseventeen - 020423 #3 in boyfie - 090723 - UNDERSTAND - 290322 - 160722, ©geezryubee.