"Karena bentar lagi lulus, gue mau traktir kalian semua!"
Sorakan dan tepukan bergemuruh terdengar dari kelas Ran. Salah satu siswa royal di sana, entah kenapa berbaik hati malam ini mau menghamburkan uang untuk menyambut kelulusan yang sebentar lagi datang.
Ran tentu setuju, orang bodoh mana yang tidak mau gratisan.
Langkah Ran yang berat jadi ringan menuju parkiran, senyum lebar ia tebarkan pada setiap rekan yang ditemuinya.
"Cerah amat tu aura di muka," sambar Kahfi tiba-tiba datang dari arah berlawanan.
Ran menaikkan alis dan tertawa songong, memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana lalu meninggalkan Kahfi begitu saja.
"Biadap!" semprot Kahfi berusaha mengejar Ran.
Tas yang disandang Ran ditahan Kahfi, membuat sang pemilik mengernyit heran. "Nebeng dong," ungkapnya yang dibalas tatapan datar oleh Ran.
"Iya," balas Ran. Kahfi tertawa girang, menaiki motor cowok itu bersemangat.
Sebelum melajukan motornya, Ran memperhatikan Aleka dan Deys yang baru saja memasuki mobil cowok itu. "Mereka udah jadian?" tanya Ran pada Kahfi.
"Entahlah, Ale gak pernah cerita ke gue," balas Kahfi ikut memperhatikan apa yang jadi perhatian Ran.
"Kenapa? Bukannya lo suka mereka deket?" tanya Kahfi meletakkan tangannya di atas bahu Ran sebagai pegangan.
"Pastilah, gue cuma mastiin sejauh mana perjuangan Deys, soalnya Ale itu batu banget, gue penasaran aja siapa yang bakal lunakin keras kepalanya itu."
Kahfi mengangguk mengerti. "Bentar lagi palingan, lo gak liat aja sebucin apa Deys ke Ale. Kadang gue kasian malah," balas Kahfi disetujui Ran.
"Ini lo kenapa bahas Ale deh, buruan gue mau pulang!" desak Kahfi membuat Ran menatap cowok itu bingung.
"Lo kata gue tukang ojek lo, hah?"
Meskipun begitu, Ran tetap menuruti keinginan Kahfi. Segera melajukan motornya untuk menghindari amukan Kahfi yang ribut soal sunscreen-nya yang belum ia gunakan.
"Lo kangen dimarahin Ale, ya, Ran?" tanya Kahfi tiba-tiba.
"Kagak. Kenapa lo mikir gitu?"
"Semenjak lo naksir Alora, terus Deys yang bucin ke Ale. Kalian udah jarang gue liat bareng."
"Lo gak tau aja, kalau mak bapak dia kagak ada di rumah, dia melipir ke rumah gue bahkan sampai molor di sono," cerita Ran dibalas anggukan paham oleh Kahfi.
"Menarik juga," balas Kahfi.
"Terus lo gimana nih sama cowok lo itu?" tanya Ran diiringi sedikit kekehan geli.
"Gimana apanya? Si Keisya makin lengket mulu, kegeser posisiku, maszeh." Kahfi bersungut-sungut memainkan helaian rambutnya.
"Lo kata mau yang kayak Alora, 'kan?"
"Ada?"
"Gak."
"Tolol!"
"Denger dulu anjir! Maksud gue, si Hani lumayan tuh, meski mulutnya kayak mercon meledak mulu, tapi cukup menarik."
"Gak ah, mending buat lo aja, Alora buat gue. Itu baru menarik."
Ran menghentikan laju motornya, melepas helm-nya dan menatap Kahfi datar. "Kok berhenti? Rumah gue masih jauh."
"Bentar, gue mau baku hantam dikit sama lo."
ᴀʟᴏʀᴀɴ
Langkah Ran terhenti, cowok itu memastikan kembali lokasi yang dikirim teman sekelasnya, lalu menatap sebuah bar di hadapannya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERSTAND [END]
Teen Fiction"Take you by the hand. You're the only one who understands." Start publish 220622. End post 220827. highest; #1 in dinoseventeen - 020423 #3 in boyfie - 090723 - UNDERSTAND - 290322 - 160722, ©geezryubee.