Kezia baru saja ingin menyiapkan buku-bukunya untuk belajar disekolah nanti, usai pertemuan semalam. Ia langsung berambis agar saat ulangan nanti ia mampu menjawabnya dengan lancar.
Saat ia memasukkan buku terakhir, handphonenya yang berada diatas kasur memunculkan sebuah notifikasi pesan. Pesan wattsapp tersebut berasal dari Gavin, mereka baru saja bertukar nomor telepon semalam.
Tangan Kezia memencet profil wattsapp Gavin dan melihat foto yang digunakan pria tersebut sebagai foto profilnya, "Gue ga yakin dia manusia", gumam Kezia, "Ketampanan melebihi manusiawi gila!".
Saat Kezia sedang asik mengstalk profil Gavin, telfon masuk dari Michaela mengganggunya. Kezia berdecak dan mengangkat telfon tersebut, "Halo", sapanya.
"Halo, Zi. Lo dimana?, kok belum sampe disekolah?", ujar Michaela dari sebrang telfon.
"Gue masih dirumah, nunggu Gavin jemput", Kezia meloudspeaker sambungan telfonya agar ia bisa memakai sepatu dengan mudah.
"Gavin?, who's he?", tanya Michaela yang merasa asing dengan nama yang disebutkan oleh Kezia.
"Cowo yang dijodohin sama gue", ucap Kezia sambil mengikat tali sepatunya.
"WHAT?!", pekik Michaela, untung saja Kezia meloudspeaker handphonenya. Jadi telinganya tidak sakit mendengar pekikan dari Michaela, "Gimana bisa lo sama dia?", tanya Michaela yang terdengar sangat penasaran.
Saat ingin menjawab, pekikan Nita terdengar dari luar kamarnya yang sepertinya Gavin sudah sampai didepan rumah, "Nanti disekolah gue ceritain deh, udah dulu ya. Bye", Kezia memutuskan handphone secara sepihak dan keluar kamar untuk menemui Gavin diluar sana.
•÷•
Didalam mobil hanya ada keheningan, tidak ada satupun antara Kezia dan Gavin untuk membuka suara. Hingga pada akhirnya, mereka sampai didepan gerbang SMA Werienst.
Kezia membuka pintu mobil dan keluar, Gavin menurunkan kaca jendela, "Thank you for bringing", ujar Kezia dengan senyuman tipis.
"Glad to help, semangat ulangannya. Kalo ga tau gunakan keyakinan, jangan menyontek", crocos Gavin.
"Iya bawel, kalo gitu gue masuk dulu ya. Hati-hati", Kezia berdadah kecil dan tersenyum membuat matanya menghilang.
Gavin menatap Kezia yang menjauh masuk kedalam sekolahnya, tanpa sadar. Sudut bibir Gavin terangkat membentuk bulan sabit, ia kembali menaikkan kaca jendela mobil dan melenggang dari depan gerbang sekolah Kezia.
Disisi lain, Kezia baru saja masuk kedalam kelasnya dan langsung disambut dengan heboh oleh sahabatnya, Michaela.
"Zi, Zi, Zi. Gimana-gimana?, lo beneran dianter dia tadi?", tanya Michaela tak sabaran.
Kezia menghelas nafas, baru saja ia sampai langsung didatangi reporter, "Iya, gue tadi dianter dia".
Michaela menutup mulutnya, "Cerita dong, gimana bisa lo sama dia kaya gini".
Kezia pun menceritakan tentang kesepakatan antara dirinya dan Gavin agar Michaela tak lagi bertanya-tanya dengannya, raut wajah Michaela terlihat terkejut saat mendengar cerita dari Kezia.
"Omg, trus lo mau?", kening Michaela mengerut.
Kezia mengidikan bahunya, "Because I thought it would petrify, so yeah...".
"Ck, ck, ck. Tapi bener juga si", Michaela mengangguk-angguk, "Zi!, gue mau liat siapa tadi namanya?".
"Gavin?", alis Kezia terangkat.
"Nah!, iya dia. Plisss...gue penasaran deh sama mukanya", jiwa kepo Michaela meronta.
Kezia menghelas nafas, harus sabar memiliki sahabat seperti Michaela. Ia mulai membuka tasnya dan mengambil handphonenya.
Ia memperlihatkan layar handphonenya yang berisi foto profil dari wattsapp Gavin sendiri.
Michaela tercengang melihat foto yang ada dilayar handphone Kezia, "OMG!, BOKAP LO MUNGUT PANGERAN DIMANA, ZI?!", pekik Michaela.
Dengan panik karna pekikan Michaela, Kezia mencubit pinggang ramping wanita yang ada disebelahnya, "GILA!, lo mau dianggap aneh sama murid satu kelas hah?", tekan Kezia.
Michaela meringis dan terkekeh, "S-sorry, sorry. Ya Allah, Zi. Ini mah bukan manusia, Bokapnya keturunan anime mana?", ucap Michaela ngaur. Kezia memijat pelipisnya.
"Gue juga awal ketemu di tempat pertemuan kaget, gue kira dia patung yang ditaro disamping Om Rendra. Ternyata matanya gerak", ujar Kezia.
"Kalo sampe lo nolak perjodohan ini, lo goblok si. Gapapa deh lo tolak, buat gue juga ikhlas, pake BANGET!", oceh Michaela.
Kezia menoyor kepala Michaela, "Mana mau dia sama boneka mampang kaya lo".
•÷•
"Orangnya mana si, Zi?. Keburu jemputan gue dateng nih", heboh Michaela melirik sekitar gerbang sekolah.
"Ya sabar dora, lo kita dari kantor dia buat kesini ga macet?", sinis Kezia.
15 menit menunggu, akhirnya yang sudah dinanti tiba dihadapan. Mobil tesla berwarna putih berhenti dihadapan Kezia dan Michaela.
Lagi-lagi Michela dibuat tercengang melihat mobil yang berhenti dihadapannya, mulut Michaela bertambah terbuka lebar saat seorang pria bertubuh kekar keluar dari mobil dan menghampiri mereka berdua.
"Good afternoon, Nona", sapa Gavin dengan suara beratnya.
Mata Michaela membulat mendengar suara ganteng Gavin, "Good afternoon too prince", Michaela menyerobot posisi Kezia yang ada dihadapan Gavin, ia mengulurkan tangannya dihadapan lelaki itu, "Kenalin, my name is Michaela Amanda, Kezia's beloved friend".
Gavin tak menjaba balik uluran tangan Michaela dan tersenyum, "Saya Gavin", ucapnya sambil tersenyum.
Michaela sesam mesem dengan tangannya yang menggenggam erat tangan kekar Gavin, Kezia menyingkirkan Michaela dan melepaskan genggaman tangan keduanya, "Lama banget, mau nyebrang lo pada?".
Mata Michaela memincing, "Ganggu aja lo".
"Mau pulang sekarang?", Gavin menatap Kezia.
Kezia mengangguk kecil, "Ayo, dadah Ela. Gue duluan", Kezia berdadah meledek.
"Hm, seneng-seneng dah lo pada", ujar Michaela.
"Duluan, Michaela", ucap Gavin dengan ramah.
"Iya ganteng", Michaela menunduk sopan dan tersenyum sangat manis.
Kezia dan Gavin masuk kedalam mobil dan melenggang meninggalkan Michaela yang masih menunggu jemputannya didepan gerbang sekolah.
"TUHAN, TURUNKAN PANGERAN GANTENG UNTUK MENJEPUT HAMBA", pekik Michaela dengan tangan yang terangkat keatas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN STORY (Completed)
Teen Fiction⛔DON'T FORGET TO VOTE⛔ ⚠️the story contains adult elements, please be wise in reading⚠️