FORGETTING THE TIME

1.1K 45 0
                                    

Sinar mentari pagi yang hangat menerobos masuk kedalam sela-sela jendela kamar menyorot lurus kedua kelopak mata Kezia yang tertutup.

Tidurnya terusik karna silaunya cahaya yang menembus, mata Kezia berusaha untuk terbuka. Ia melirik seorang laki-laki berbadan kekar yang ada disebelahnya masih menelusuri alam mimpi.

Jari lentik Kezia bergerak mengusap matanya yang masih sulit untuk terbuka, dengan posisi setengah duduk. Kezia menggoyangkan tubuh kekar Gavin agar terbangun, "Vin, bangun...lo ke kantor hari ini kan?".

Gavin masih belum terusik dari tidurnya, Kezia menepuk-nepuk pipi dan menggoyangkan lengan Gavin dengan kencang, "Vin...banguuunnn...", ujarnya sedikir merengek.

Akhirnya pemuda itu terusik, dengan berat ia membuka matanya, "Why honey?", ucap Gavin dengan suara serak khas bangun tidurnya, bukannya bangun. Gavin malah memeluk guling yang ada disebelahnya dengan nyaman.

"Iihhh, kok malah meluk guling. Bangun...", Kezia menarik guling sehingga wajah Gavin yang tertompa menjadi jatuh keatas kasur.

Gavin menggusar rambutnya, ia memilih untuk nurut dan memposisikan tubuhnya duduk sejajar dengan Kezia, "Iya ini udah bangun", ucapnya dengan mata yang masih sipit.

"Mandi sekarang, nanti telat ke kantor dimarahin Papa Rendra", omel Kezia.

Gavin mengiyakan perkataan Kezia, ia bangkit dari kasur dan langsung masuk kedalam kamar mandi. Selagi Gavin membersihkan tubuhnya, Kezia pergi kedapur untuk membuat sarapan.

20 menit berlalu, kini keduanya sedang menikmati sarapan dimeja makan. Menu yang dibuat oleh Kezia hanyalah sandwich dan susu full cream.

"Hari ini mungkin saya akan pulang aga larut, kamu gapapa?", tanya Gavin disela sarapannya.

"Ya it's oke", Kezia melahap sandwich yang ia buat, tidak terlalu buruk.

"Kalo kamu kesepian atau merasa bosan bisa chat saya, saya akan balas jika ada kesempatan", menyedap sisa setengah susu lalu bangkit dari kursi makan.

Kezia menghantar Gavin sampai diteras rumah, sungguh pemandangan rumah tangga yang sangat ramah. Sebelum benar-benar berangkat, Gavin berdiri dihadapan Kezia dengan punggung tangannya yang terulur dihadapan Kezia.

Alis wanita itu terangkat lalu bibirnya melukiskan sebuah senyuman, Kezia menerima uluran tangan lalu ia tempelkan punggung tangan Gavin pada keningnya, "Passion for work".

"Thanks, hati-hati dirumah. Kunci semua pintu", titah Gavin lalu ia masuk kedalam mobil.

Kezia mengangguk menatap mobil Gavin yang perlahan menjauh keluar dari gerbang rumah. Melakukan apa yang diperintah oleh suami, Kezia mengunci seluruh pintu masuk rumahnya.

Ia merapihkan sisa sarapan lalu menempatkan dirinya diatas sofa ruang keluarga, apa yang hari ini akan ia lakukan selama Gavin dikantor?.

"One day being a housewife", matanya mengitari setiap sudut rumah dan berhenti pada satu figura besat fotonya dan Gavin saat prewedding.

"One day being a housewife", matanya mengitari setiap sudut rumah dan berhenti pada satu figura besat fotonya dan Gavin saat prewedding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GAVIN STORY (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang