AN EXCITING KISS

1.3K 49 0
                                    

"Aduh, kok bisa kacau kaya gini si??!", gumam Bima dengan kesal, digenggamnya secarik kertas yang berisi data perusahaan.

Nampaknya terjadi masalah sehingga Bima kesal sendiri dan pusing mencari jalan keluar dari permasalahan ini.

Menaruh kertas putih dengan kasar diatas meja kerjanya, Gavin menaut handphone yang terletak disamping laptop lalu segera menghubungi sang bosnya, Gavin.

"Halo?", telfon terhubung dan mengeluarkan suara berat Gavin dari sebrang sana.

"Halo, Vin. Ke kantor sekarang, perusahaan ada masalah", ujar Bima dengan serius.

"Masalah?, masalah gimana?", pekik Gavin dengan khawatir.

Bima mendecak, "Udah pokoknya lo buruan kesini, nanti gue jelasin", desaknya.

"O-oke, oke, saya segera kesana", telfon terputus.

Bima kembali menaruh handphonenya dan menggusar rambutnya kasar, jika bisa dilihat. Saat ini keadaan kepala Bima sangat berasap dan panas.

•÷•

Kezia melirik Gavin dengan bingung, kenapa dia terlihat sangat buru-buru dan panik?. Berlari kesana-kemari mencari jas serta kemejanya, "Vin, lo kenapa?", tanya Kezia menghampiri Gavin yang sedang mencari baju didalam lemari.

"Saya harus segera ke kantor, Zi. Bima hubungi saya dan katanya ada masalah", ujar Gavin tanpa melirik kearah Kezia yang berada disebelahnya.

"Yaudah sekarang lo tenang, gue yang cariin baju. Lo belum mandi kan?, sana mandi dulu. Stay calm, jangan panik, semua akan ada jalan keluarnya", Kezia menahan tangan kekar Gavin yang hendak menaut kemeja putih dan mengelusnya perlahan.

Gavin menetralkan nafasnya dan tersenyum, "Okay, kalo gitu saya mandi dulu ya, tolong carikan jas dan kemeja untuk saya".

"Iyaa, sana mandi", titah Kezia.

Sebelum Gavin menaut handuk yang ada disisi lemari, ia mencium singkat kening Kezia. Sang empu mematung lalu tersenyum, Kezia menggelengkan kepalanya dan mulai mencari jas dan kemeja untuk Gavin.

Setelah 30 menit lamanya, Gavin keluar dari kamar dengan pakaiannya yang sudah rapih, ia menghampiri Kezia yang sedang duduk diruang tengah, "Saya berangkat sekarang ya, mungkin akan pulang larut, kamu gapapa?", Gavin berdiri dihadapan Kezia.

Kezia mendongak, ia mensetarakan posisi Gavin, "It's oke, selesaiin masalah disana dengan tenang. Lo ga perlu ngekhawatirin gue, gue gapapa disini", ujar Kezia menenangkan.

"Baiklah, saya berangkat sekarang, hati-hati dirumah", ujar Gavin, namun masih stay diposisinya saat ini.

"Iya, semangat!", Kezia tersenyum dan mengangkat kedua tangan (💪🏼).

Gavin mengetuk-ngetuk pipinya, Kezia yang berpura-pura tidak mengerti hanya mengernyitkan dahinya, "Biar semangat", ujar Gavin.

Kezia tersenyum, mendekatkan wajahnya ke pipi Gavin. Ia mendaratkan kecupan singkat pada pipi kanan Gavin, "Dah", ucap Kezia yang tersenyum, pipinya memanas.

"Satu lagi", Gavin mengetuk pipinya yang sebelah kiri.

"Ngelunjak ya anda?", Kezia terkekeh, ia pun mendaratkan kecupan singkat pada pipi kiri Gavin.

Sang empu yang mendapatkan kecupan manis dari wanita tersebut pun tersenyum girang, semangat 45 nya keluar saat mendapat energi dari sang istri.

GAVIN STORY (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang