DATE 2

907 33 0
                                    

-op chapter 19.

Bima terkekeh, "It is nothing, abis ini lo mau kemana lagi?", Bima berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Gue mau main ayunan yang ada ditaman bundaran, boleh?".

"Anything for you", senyuman Bima terlukis.

Jujur saja, sejak didalam mobil tadi jantung Michaela tidak stabil karena pria yang sedang bersamanya saat ini.

20 menit dari acar makan-makan berlalu, kini keduanya telah kembali keluar mall dan langsung menuju taman bundaran yang berada disisi kota.

Saat mereka sampai, kedua pasang mata dimanjakan oleh hamparan rumput serta beberapa tanaman bunga yang mengihiasi.

Michaela menarik tangan Bima tak sabaran untuk menaiki ayunan yang berada dibawah pohon rindang nan sejuk.

Bima tersenyum melihat Michaela berlarian dengan kekehan yang menghiasi, saat ini ia merasa seperti sedang menemani keponakannya bermain.

"Dorongin ya?, pelan-pelan aja", ujar Michaela yang sudah duduk manis diatas ayunan.

"Iya siap", Bima memegang tali tambang tebal yang menjadi pengikat antara batang pohon dengan ayunan.

Dengan perlahan, ayunan bergerak maju mudur membawa anak rambut Michaela berterbangan tanpa arah. Keduanya terlihat sangat bahagia, terlebih Michaela yang asik naik ayunan.

Michaela merentangkan kedua tangannya membuat Bima takut jika Micahela jatuh nanti, "Eh, Chael. Pegangan, nanti jatuh!", pekik Bima.

Seakan tuli, Michaela malah terkekeh seakan meledek tak mau dengan ucapan Bima. Karena menghindari kejadian yang tak diinginkan, Bima berhenti mengayun membuat Michaela mengerutkan bibirnya.

"Yahh...kok berhenti?..ayo dorong lagi Bimaaa...", rengek Michaela.

"Ga, nanti lo jatoh. Gaya apa lo lepas tangan tadi?, mau muka lo nyusruk ke tanah?", omel Bima.

Michaela terkekeh melihat wajah jengkel Bima, "Yeehh...dibilangin malah ketawa", sinis Bima.

"Ya abisnya muka lo lucu, kaya monyet yang diambil pisangnya, HAHAHAHA", Michaela turun dari ayunan dan berlari meninggalkan Bima yang masih berdiri dibelakanh ayunan.

"DIH, SONGONG YA LO", Bima mengejar Michaela yang berlari sambil mengejeknya.

Acara kejar-kejaran ala drama prindapan pun terjadi, karena terlalu fokus menghindari kejaran Bima. Michaela tak sadar adanya batu yang akan membuat tubuhnya tersungkur menyentuh tanah.

Bima tersadar keberadaan batu yang tak jauh dari Michaela, "CHAEL, AWAS ASA BATU", detik kedua usai Bima memekik.

Michaela hampir tersungkur keatas tanah jika Bima tidak buru-buru datang, ya. Michaela tidak jatuh ditanah melainkan diatas tubuh Bima.

Kedua mata saling bertemu dengan jarak dekat, detak jantung keduanya berdekup seirama. Bima dan Michaela sama-sama merasakan serangan jantung tiba-tiba.

Apa ini yang dinamakan jatuh cinta?, jatuh diatas tubuh seseorang. Dan menambah rasa cinta yang ada.

Keduanya telah tersadar, Michaela buru-buru bangun dari atas tubuh Bima dengan awkward, "S-sorry, sorry. Gue ga hati-hati tadi", Michaela berpura-pura membersihkan bajunya, padahal yang kotor baju terkena tanah dan rumput adalah Bima, bukan dia.

"Eh baju lo, Bim", Michaela membantu Bima membersihkan bajunya.

"Ga, gapapa kok. Lo gimana?, ada yang sakit?", Bima memeriksa lengan dan kaki Michaela.

"Lo gimana si!, yang jatoh kan lo. Lo kenapa-kenapa ga?, badan gue berat ya?. Sorry", ucapnya dengan malu.

Bima terkekeh, "Engga kok, badan lo enteng kaya kapas. Makannya makan yang banyak", Bima menggusar lebih tepatnya mengacak rambut Michaela dengan gemas.

Michaela tak terima dan mengacak balik rambut Bima walau harus berjinjit karena perbedaan tingginya dengan Bima sangat jauh.

•÷•

"Thanks ya, you make today fun", ucap Michaela dengan senyum.

Bima yang bersandar pada pintu mobil menatap Michaela dengan penuh arti, "Sama-sama, masuk gih. Istirahat", titahnya.

"Lo ga mau masuk dulu?", Michaela menunjuk rumahnya dengan ibu jari namun matanya fokus menatap Bima.

"Ga usah, nanti di grebek warga komplek", Bima terkekeh.

"Yaudah, gue masuk ya", Michaela berdadah dan dibalas oleh Bima.

"Matanya liatin jalan, bukan liatin gue", ujarnya.

Michaela terkekeh, "Dahh..", ujarnya sebelum masuk kedalam rumah.

Bima melambaikan tangannya dengan tersenyum, kini Michaela telah masuk kedalam rumah menyisakan Bima yang masih berdiri disamping mobilnya.

Wanita itu lupa menutup pagar, Bima menarik pagar rumah Michaela hingga tertutup sempurna. Melihat kembali kearah rumah Michaela, sudut bibir Bima tersangka.

Hari ini adalah hari yang benar-benar menyenangkan bagi Bima karena bisa menghabiskan waktu bersama seseorang yang ia cintai.

Bima masuk kedalam mobil, perlahan mobil Bima melenggang dari halaman depan rumah Michaela.

•÷•

"Honey..", panggil Gavin yang baru saja tersadar dari mimpi indahnyah.

"Iya?", ucap Kezia, ia melihat Gavin yang berada diatas kasur dari pantulan cermin rias kamarnya. Kezia bukan lagi make up, melainkan membereskan alat-alat make up.

"Come here", titah Gavin setengah sadar.

Kezia menghela nafas, ia menghentikan aktivitasnya dan melangkah menghampiri Gavin. Saat Kezia berdiri dipinggir kasur.

Gavin merentangkan tangannya, Kezia naik keatas kasur dan memeluk tubuh besar Gavin dengan hangat. Wajah Gavin tenggelam diatas dada Kezia.

Matanya kembali tertutup merasa nyaman dengan dekapan Kezia, "Sarapan dulu yu", Kezia mengusap lembut surai hitam Gavin.

"Later", suara serak Gavin terpendam.

"Ga ke kantor?", tanya Kezia.

"I want to spend my time with you", kepala Gavin terangkat, ia mengecup singkat bibir Kezia lalu mengeratkan pelukannya.

"The Clingy is starting to come back", gumam Kezia.

Kezia menempelkan kepalanya dengan kepala Gavin, pelukan Gavin pada pinggang Kezia sangat erat seakan tidak ingin lepas.

Mencuri kesempatan, Kezia mencium kening Gavin. Pria yang wajahnya tak terlihat itu diam-diam tersenyum karena mendapat kiss morning dari sang istri.

"When do we do that?", suara Gavin kembali terdengar.

Kezia mengerutkan keningnya menunduk melihat Gavin, ia tidak mengerti apa yang Gavin ucapkan, "Apa?", tanyanya tak mengerti.

"Make baby", Gavin mengangkat kepalanya, ia berbisik pada telinga Kezia.

Wanita itu membatu saat mendengar bisikan dari Gavin, "Come on, it's still morning honey", ujar Kezia.

"Something hot in the morning is very nice, isn't it?", Gavin mengelak.

Kezia menghela nafas, tiba-tiba saja Gavin menyambar bibirnya dan melumatnya dengan perlahan. Kezia sedikit terkejut, dengan perlahan.

Kezia menikmati aktivitas Gavin pada mulutnya, Kezia membuka akses untuk Gavin saat pria itu menggigit kecil buah bibirnya.

Mengimbangi lumatan Gavin, Kezia ikut terlarut dalam cumbuannya dengan suami tercinta, "Ehhhnmmhh...", desahan lolos dari mulut Kezia.

Disela-sela cumbuan, Gavin tersenyum saat mendengar erangan yang lolos dari wanitanya. Kezia memukul dada bidang Gavin saat merasa pasokan udara menipis.

Pagutan bibir terlepas, "We'll continue tonight", bisik Gavin.

GAVIN STORY (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang