PREPARATION

683 23 0
                                    

Seiring berjalannya waktu, usia Antares kini memasuki 5 bulan. Perkembangan tubuhnya terbilangs sangat cepat, wajah tampatnya semakin hari semakin terlihat.

Kemiripannya pun dengan Gavin semakin terlihat jelas, sepenuhnya Antares mirip dengan Gavin terkecuali mata. Mata kecilnya duplikat dari sang Bunda.

Kini keluarga kecil itu tengah bersenang-senang atas karpet ruang keluarga, keduanya sangat bergembira saat menyaksikan Antares yang sudah bisa tengkurap.

Gavin menjaga tubuh Antares jaga-jaga jika akan terjadi kecelakaan kecil, Kezia dengan handphone ditangannya merekam aksi Antares yang sudah seperti Superman sedang terbang.

Karena Gavin tidak ingin anaknya lelah karena baru belajar tengkurap, ia mengangkat tubuh Antares dan memangkunya.

Rekaman video pun berakhir, Kezia mendekat kearah Gavin dan juga Antares, "Mas", panggil Kezia.

Gavin menoleh, "Kenapa sayang?".

"Besok kita piknik ditaman kota mau ga?", ajaknya.

Gavin berfikir sejenak lalu mengangguk, "Ayo", ucapnya, Kezia tersenyum.

Keduanya mengendus saat merasakan bau yang tak sedap, "Kamu nyium bau sesuatu ga?", tanya Gavin.

"Iya, baunya kecut banget", Kezia menutup lubang hidungnya.

Gavin mengikuti arah bau itu berasal dan berakhir pada bagian belakang Antares, "Emhh, kamu eek ya?", tanyanya, percuma saja. Antares tidak akan bisa jawab.

Kezia terkekeh, "Sini, aku gantiin popok dulu", tangan Kezia terulur.

Ia membaringkan tubuh kecil Antares diatas kakinya yang telah menyatu, kepalanya bertumpu pada bantal kecil yang Kezia bawa dari kamar anaknya, "Tolong ambilin popok sama bedaknya, Mas", ucap Kezia.

Gavin mengangguk dan mulai mengambil barang yang diucapkan oleh Kezia didalam kamar Antares, popok yang sudah bau karena pup bayi sudah terlepas.

Kezia memasukkannya kedalam plastik dan mengelap sisa pup yang masih menempel pada kulit Antares dengan tissue basah, Gavin kembali dengan barang ganti Antares ditangannya.

Pakaian ganti sudah dikenakan oleh Antares, Kezia mengangkat tubuh Antares dan mencium pipinya dengan gemas, "Emm, anak Bunda udah wangi. Mas, tolong buangin bekas popoknya ke belakang".

"Oke sayang", Gavin mencium singkat pipi Kezia dan melangkah kebelakang untuk membuang popok bau Antares.

Kezia menimang-nimang anak laki-lakinya dengan penuh kasih sayang, mencium serta menjembil gemas pipi Antares, "Anak Bunda ganteng banget ya, pasti udah gede nanti jadi inceran cewe-cewe", ujar Kezia.

"Iya dong, kan anaknya Papa. Pasti ganteng lah", Gavin kembali duduk disamping Kezia.

"Kok mukanya mirip banget sama kamu ya?", Kezia melihat wajah Antares dengan seksama.

"Kan aku Bapaknya gimana si, kamu berharap anak kita mirip siapa hm", Gavin memencet gemas hidung Kezia.

"Sakit ih", Kezia menjauhkan tangan Gavin dari hidungnya, "Bukan gitu, masa maruk banget semuanya mirip ke kamu. Duplikat aku cuma dimatanya doang".

"Ya gapapa dong, kan bibirnya juga berasal dari aku", Gavin mesam mesem, "Oh iya, kita ke mall yu. Beli peralatan piknik buat besok", Gavin menyelipkan anak rambut Kezia.

"Ayoo, kamu jangan lupa bawa stroller baby ya. Biar kita ga pegel gendong-gendong nya", Gavin mengangguk.

•÷•

Gavin dan Kezia bersebelahan mendorong stroller baby Antares, matanya mengitari seisi toko khusus untuk berpiknik.

Antares tidak nangis ataupun rewel karena sudah terbiasa dengan keasaan ramai karena saat bayi. Gavin membawa Antares kekantor untuk diperkenalkannya kepada karyawan kantornya.

Pertengkaran kecil pun terjadi antara Kezia dan Gavin, wanita itu tidak mau anaknya dibawa kekantor karena debu dan juga virus yang mungkin saja akan menempel pada Antares.

Namun berbeda dengan Gavin, ia sangat ingin membawa Antares kekantornya agar para karyawannya tau wajah tampan cucu dari CEO Rendra's Company.

Keduanya berhenti mendorong stroller saat melihat karpet dan juga keranjang makan, memilih warna serta bentuk. Hingga akhirnya membayarnya ke kasir.

Usai membeli peralatan piknik, Kezia mengajak Gavin untuk membeli pakaian Antares yang akan dikenakan untuk piknik besok.

Karena outdoors, Kezia membelikan topi untuk Antares agar kepala mungilnya tidak kepanasan. Sudah puas membeli, kini ketiganya kembali pulang.

Sampai dirumah, Antares telah terlelap didalam dekapan sang Bunda. Dengan hati-hati Kezia membawa masuk Antares dan menaruhnya dikamar.

Posisi tidur Antares sudah nyaman, kini Kezia membantu Gavin untuk menurunkan semua barang yang telah ia beli.

"Topi nya lucu ya", Kezia memperlihatkan topi kecil yang ia pilih tadi.

Gavin mengangguk, "Perfect for Antares, semoga besok ga terlalu panas ya. Kasian kalo anak kita nanti kepanasan", ucapnya sambil membenahi barang-barang.

"Semoga, let's make tomorrow our family's first date".

GAVIN STORY (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang