Michaela sedang sibuk merias wajahnya didepan cermin rias yang ada disudut kamarnya, memoles tipis lipstik dan sedikit merapihkan rambutnya.
"Cantik banget gue", gumamnya, ia menatap wajah cantiknya dari pantulan cermin.
Ia telah selsai merias wajahnya, Michaela bangkit dari kursi rias saat handphonenya yang berada ditengah kasir berbunyi.
Dari layar handphone menampakkan nama Bima dari telfon masuk, jari lentik Micahela mengswipe tombol hijau dan telfon pun tersambung.
"Halo, Bim?", sapanya.
"Hai, Chel. Gue udah didepan, lo udah siap?", ujar Bima, ia sudah berada didepan gerbang rumah Michaela.
"Oh, gue udah siap kok. Bentar ya, gue turun sekarang", telfon terputus.
Michaela bergegas mengambil tasnya dan turun kebawah untuk menghampiri Bima, saat Michaela membuka gerbang. Ia langsung melihat mobil Corolla Altis berwarna merah.
Bima turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Michaela, "Thanks", ucap Michaela tersenyum.
Laki-laki itu membalasnya dengan senyuman dan kembali duduk dikursi pengemudi, "Bokap Nyokap lo ada?, gapapa lo gue ajak pergi?", tanyanya.
"Santai aja, Bim. Bokap Nyokap gue lagi diluar kota", jawab Michaela.
Bima ber-oh kecil, "Jalan sekarang?", pertanyaan dibalas anggukan oleh wanita cantik yang duduk sebelahnya.
Suasana didalam mobil terasa sangat awkward, tidak ada satupun yang membuka suara. Hanya terdengar lagu Alicia Keys - If I Ain't Got You yang keluar dari radio mobil.
Michaela diam-diam mengambil pandangan kearah Bima yang sedang sibuk memperhatikan jalan, entah ia terlalu percaya diri. Ia merasa lagu yang diputar saat ini adalah isi hati Bima yang dicurahkan kepadanya.
"Kita ke mall biasa?, makan dulu di resto korean?", ucapan Bima membuat Michaela terkejut dan buru-buru membuang pandangannya.
"O-oke, anw. Lo juga suka makan di resto koreanya?", tanya Michaela.
Bima tersenyum dan mengangguk, "Gue suka kimbab nya, lo?".
"Jajangmyeon", ucap Michaela.
Bima mengangguk kecil, kini lagu telah berganti menjadi Justin Bieber - Mine. Lagi-lagi Michaela salah fokus pada suara yang keluar dari radio.
"Ini playlist lo?", tanyanya.
"Yes, these are all my favourites", Bima melirik perempuan yang ada disampingnya sekilas.
Michaela terdiam, ternyata lagu itu memang favorit Bima. Bukan untuknya, memang. Terlalu percaya diri itu tidak baik.
Seiring berjalannya waktu, mereka sudah sampai di basement mall. Keduanya memasuki mall dan mulai mencari restoran yang biasa keduanya datangi walau tak bersama.
Sesampainya diresto korean mall, Bima memilih tempat duduk yang berada didekat jendela agar dapat menikmati suasana mall yang ramai akan pengunjung.
Memanggil pelayan dan memilih menu yang akan menjadi santapannya, Bima menatap Michaela dengan intens. Sang empu yang ditatap menjadi salah tingkah, "Kenapa?, make up acak-acakan ya?", tanyanya panik.
"No, you look prettier today", pujinya, pipi Micahela memanas.
"Thanks, you are also more handsome now", puji Micahela balik.
Keadaan kembali hening hingga pesanan datang dihadapan keduanya, tidak ada percakapan antar keduanya. Hanya ada suara kunyahan serta alat makan yang saling beradu.
"Lo sering kesini?", tanya Micahela membuka usaha.
"Iya, kalo pulang dari kantor ga terlalu malem. Gue mampir kesini dulu baru ke apart".
"Ohh, jadi lo tinggal di apart?. Ga sama orang tua?", ujar Micahela disela mengunyahnya.
"Bokap Nyokap dibandung, gue disini ikut keluarga Gavin waktu Om Rendra ngurus perusahaannya yang ada dibandung", jelas Bima.
"Lo ga ikut tinggal bareng keluarganya Gavin?", alis Micahela terangkat.
"Gue ga mau ngerepotin, Chel. Ga enak sama keluarganya Gavin yang udah baik sama keluarga gue", Bima terkekeh kecil dan kembali menyuap kimbab kedalam mulutnya.
"What do you mean?".
"I'll tell you when I'm all yours", ucapan Bima membuat Micahela sedikit tersedak kuah Jajangmyeon.
"M-maksud lo?", kening Micahela mengerut.
Bima terkekeh, "It is nothing, abis ini lo mau kemana lagi?", Bima berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"Gue mau main ayunan yang ada ditaman bundaran, boleh?".
"Anything for you", senyuman Bima terlukis.
Jujur saja, sejak didalam mobil tadi jantung Michaela tidak stabil karena pria yang sedang bersamanya saat ini.
•÷•
"Bima nanyain tempat favorit Michaela buat apa ya?", tanya Kezia pada Gavin.
"Yo ndak tau ko tanya saya", Gavin mengidikan bahunya.
Tangan Kezia bergerak memukul lengan Gavin, "Kamu si!, orang belum selsai ngomong langsung dimatiin aja telfonnya. Jangan-jangan, mereka ngedate?", sidik Kezia.
"Like yes, Bima orangnya nekat", ucap Gavin.
"Nekat gimana maksud kamu?".
"Bima kalo udah suka sama sesuatu dia akan berjuang buat dapet sesuatu yang dia mau, walaupun endingnya dia ga bisa gapai apa yang dia impikan. Bekerja keras untuk apa yang pun yang dia mau, sekalipun ga bisa digapai", ujar Gavin.
"Wow, pekerja keras banget. Keren", puji Kezia.
"Aku juga pekerja keras, buktinya aku berusaha yakinin kamu kalo aku bisa jadi suami yang baik buat kamu", Gavin menatap dalam manik Kezia.
Kezia tersenyum, "Iya deh, Mas Gavin si pekerja keras", telunjuk Kezia mencolek batang hidung Gavin.
Kekehan pelan terdengar dari Gavin, pria itu membawa Kezia masuk kedalam dekapannya dan mencium sangat lama pipi kanan Kezia hingga memerah, "I love you".
"I love you more", balas Kezia.
"Kamu ga cape cantik terus?", Gavin menatap wajah cantik Kezia, saat ini istrinya itu sedang berada diatas tubuhnya.
"Aku lebih cape nanggepin kamu yang kaya bayi, my little baby".
"Yes mommy?", suara serak Gavin.
Deg, damn. Hanya dengan perkataan Gavin jantung Kezia menjadi tidak stabil, Kezia menyembunyikan wajahnya yang seperti tomat diatas dada bidang Gavin.
Gavin terkekeh melihat Kezia yang salah tingkah, "You really are crazy, Gavin", suara Kezia terpendam.
"Yes, I'm crazy because of you", Gavin menggusar lembut surai hitam Kezia.
"STOP DOING THAT TO ME", pekik Kezia.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN STORY (Completed)
Teen Fiction⛔DON'T FORGET TO VOTE⛔ ⚠️the story contains adult elements, please be wise in reading⚠️