Gavin dan Kezia baru saja selsai dengan makan malamnya, Kezia membereskan semua piring kotor yang masih ada diatas meja makan memindahkannya ke wastafel dan mencucinya.
Belum semua ia pindahkan ke wastafel, Gavin yang masih duduk diatas kurai makan memandangi Kezia yang sedang sibuk, "Yu", ajak Gavin, mau kemana?.
"Hah?, yu kemana?", tanya Kezia tak mengerti, ia masih sibuk dengan piring-piring kotornya.
"Continue from this morning", ucapan Gavin membuat Kezia berhenti dari aktivitasnya, sungguh. Wanita itu sangat terkejut, ia kira...Gavin hanya bercanda perihal melanjutkannya nanti malam.
"E-eum, a-aku harus cuci piring. K-kamu liatkan?, cucian piring aku banyak, hehe~", ucap Kezia canggung, ia berusaha mengalihkan.
"Itu bisa dikerjakan besok pagi, aku bantu kamu nanti", Gavin bangkit dan menggendong tubuh Kezia ala koala.
Kezia terkejut saat tiba-tiba Gavin menggendongnya, ia tak memberontak. Karena...percuma saja, itu akan hanya membuat tenaganya habis karena kali ini Gavin tidak akan melepaskannya.
*Kezia pov on :
Gavin menggendong tubuh mungilku hingga masuk kedalam kamar, dengan perlahan. Gavin menaruh tubuhku diatas kasur.
Tubuh kekar Gavin berada diatas tubuhku, ia menatapku dengan dalam. Alisnya terangkat seperti meminta persetujuan untuknya melakukan h 'itu'.
Aku pun mengangguk pelan, jujur saja. Aku memang menunggu momen spesialku ini dengan Gavin. Namun aku menutupinya dengan kata 'tidak mau' karena ya aku malu.
Kepala Gavin mendekat, buah bibir yang dingin dan manis milik Gavin bersentuhan dengan bibirku. Perlahan lumatan terasa, sungguh. Gavin melakukannya dengan sangat lembut.
Aku berusaha mengimbangi lumatan Gavin, hanya lumatan biasa. Tidak terlalu pelan dan tidak terlalu binal.
Aku sangat menikmati saat Gavin melakukan ini kepadaku, sungguh memabukkan. Gavin menggigit kecil bibir bawahku, aku memberi akses untuknya dan Gavin memberdalam lumatan hingga kita saling berperang lidah. Saliva kami tercampur menjadi satu.
"Ehhmmmhhh", damn, desahku lolos begitu saja. Gavin benar-benar membuatku gila saat ini.
Pasokan udara mulai menipis, ku pukul pelan dada bidang Gavin agar ia melepas pagutan kita. Beralih dari bibirku, ia turun mencubu setiap sudut leherku.
Sepertinya meninggalkan noda keunguan, aku milik Gavin sekarang. Sakit, geli, dan nikmat menjadi satu. Mataku dan Gavin kembali saling menatap.
"Can?", ucapnya menatap buah dadaku, ia meminta izin kepadaku. Bolehkah dia menyentuhnya?, tentu saja, itu miliknya sekarang.
Aku mengangguk, Gavin menyeringai dan dengan perlahan. Kaitan bra ku terlepas menyisakan buah dadaku yang sangat terlihat jelas dari balik kaos putih yang masih ku kenakan.
Tangan kekar Gavin bergerak menyentuh buah dadaku, ahh...aku tidak bisa menahan erangan. Ini sangat nikmat.
*Kezia pov off :
Segala sentuhan lembut Gavin berikan kepada Kezia, tentu saja wanita itu sangat menikmati dan terbuai. Beberapa kali desahan kuat keluar dari mulut Kezia.
Gavin benar-benar membuatnya mabuk akan kenikmatan, usai dengan buah dada milik Kezia. Gavin semakin turun hingga pada bagian intim Kezia.
Dengan sangat perlahan, jari Gavin bergerak menyentuh bagian sensitif Kezia. Mulai dari situ, Gavin melakukan hal yang lebih jauh.
Kini mahkota yang telah dijaga oleh Kezia selama telah diberikan kepada Gavin, suaminya.
Malam itu menjadi malam pertama dan malam spesial bagi Gavin dan juga Kezia, akhirnya mereka melakukan hal yang dilakukan oleh pasutri pada umumnya. Sepertinya, cucu untuk Rendra, Pram, Elena dan Nita tidak lama lagi akan debut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVIN STORY (Completed)
Novela Juvenil⛔DON'T FORGET TO VOTE⛔ ⚠️the story contains adult elements, please be wise in reading⚠️