- { 29 } -

1.7K 80 8
                                    

29. Telah Usai


Rama, Raka dan Gavin membelalakkan mata mereka tak percaya. Pemandangan di hadapan ketiganya begitu membuat hati mereka teriris. Kondisi Raga sangat mengenaskan di hadapan mereka.

"RAGA!"

Ketiga pemuda itu langsung berlari mendekat. Rama menekan tombol nurse call dengan tidak sabaran. Raka mencoba menggunakan kembali selang oksigen kepada Raga. Sedangkan Gavin, tanpa memperdulikan keadaannya, ia bangkit dari kursi roda dan mendatangi Raga yang menghirup udara dengan rakus serta mencoba agar tubuh sahabatnya tidak kejang-kejang lagi.

Alat-alat medis Raga semuanya tidak bekerja. Bedside monitor di samping Raga mati, selang oksigen yang Raga kenakan terputus. Beberapa alat yang ditempelkan di tubuh Raga juga terlepas. Keadaan Raga tidak terkendalikan.

Beberapa perawat masuk dengan Dokter Arifin. Wajah Dokter Arifin terlihat sangat khawatir. Segera, para pekerja medis tersebut menangani Raga sebelum keadaannya memburuk.

"Maaf, kalian silahkan keluar dahulu."

"Enggak, Sus! Gak mau!" Tolak Raka. Ia tengah meledak, rasa takut yang menyesakkan kembali menghadirinya. Raka takut, ia tidak mau kehilangan lagi.

"Raka, tolong keluar, ya? Ini demi keselamatan Raga, Ka. Tolong, ya?" Bujuk Dokter Arifin. Ia paham, Raka tidak bisa dibentak.

Rama menepuk bahu Raka dan menganggukan kepala sebagai perintah untuk melakukan perintah dari petugas medis. Setelah Raka pergi, Rama menarik kursi roda Gavin dan membiarkan Gavin duduk di sana lalu keluar dari ruang inap Raga sembari memanjatkan doa kepada sang pencipta.

Di luar Rama melihat Raka yang menahan amarah dan berjongkok dengan kepala tertunduk. Ia mendekat ke Raka, mengusap kepala sang adik untuk memberi ketenangan. Tatapan Raka tajam, namun Rama tahu adiknya khawatir serta ketakutan. Lantas ia mendekap tubuh Raka, "semua bakalan baik-baik aja, Ka," Gumamnya menenangkan.

Raga pasti baik-baik saja, semoga.

- S E K U A T   R A G A -

Kedua kakak Raga berdiri ketika Dokter Arifin keluar dengan beberapa perawat yang langsung pergi meninggalkan Dokter Arifin.

"Raga pengen ketemu kalian," Ucap Dokter Arifin lirih. Mata dokter itu memerah, menahan tangis.

Raka berjalan cepat masuk disusul Rama yang mendorong kursi roda Gavin. Jantung mereka saat ini berpacu cepat. Dan dalam hati, mereka terus berdoa untuk keselamatan Raga.

SEKUAT RAGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang