- { 5 } -

1.6K 142 23
                                    

5. Aku Lelah

 Aku Lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata suara itu datang lagi"

Darrel menaikan satu alisnya ke atas kala mendengar ucapan dari Rama. "Maksud lo, Ram?"

"Seperti yang lo jelaskan tadi, bang. Suara tangisan anak kecil yang bikin Raga hampir aja ketabrak" Darrel telah menceritakan kepada Rama tentang kejadian yang menimpa Raga tadi pagi. Bagi Rama, bukan kali pertama Raga mendengar suara tangisan anak kecil.

"Suara itu pertama kali muncul pas Raga umur sembilan tahun. Tangisan dan rintihan selalu Raga denger. Tapi, ketika usia Raga sebelas tahun, perlahan suara itu mulai hilang. Dan sekarang, suara itu muncul lagi." Lanjut Rama menjelaskan.

"Emang kenapa Raga bisa denger suara tangisan gitu?" Tanya Darrel, selama ini, ia baru mengetahui fakta tersebut. Sesungguhnya Darrel tidak mempermasalahkan ia di ceritakan atau tidak, toh Darrel sendiri hanya teman dekat yang menjabat sebagai pengurus Raga saja.

"Ga tau, bang. Dulu Raga sering banget laporan kayak gitu ke gue" ini memang benar, Rama sendiri pun tidak tahu menahu mengenai penyebab Raga sering mendengar tangisan anak kecil.

"Lo harus jaga Raga baik-baik, Ram. Jangan sampe lengah sama dia. Lusa gue bakalan ke Singapura buat nemenin mami berobat. Dan mungkin gue bakalan menetap di sana" ungkap Darrel kepada Rama.

"Penyakit tante Diana semakin parah, bang?"

"Lo tau sendiri gimana mami. Leukimia sama penyakit mental nya semakin menjadi, Ram. Mami mau ke Singapura aja udah bersyukur banget"

Rama memandang lurus ke depan sembari menyeruput segelas jus jeruk. Sejujurnya Rama merasa tidak yakin dapat menjaga Raga dengan baik. Mengingat Rama adalah seorang mahasiswa dan harus bekerja membuat prioritas Rama terbagi. Jika ia tidak bekerja, maka tidak mungkin ia dan adik-adiknya hidup dengan nyaman seperti ini. Darrel adalah orang yang selalu menjaga Raga selama ini. Raka? Tidak mungkin ia mau mengurus Raga. Memandang Raga sebentar saja sudah membuat Raka naik pitam.

Helaan nafas terdengar dari mulut Rama, setelah itu ia menaruh gelas minumnya di meja. "Semoga Tante Diana cepet sembuh ya, bang. Makasih buat tiga tahun ini. Makasih banyak lo udah mau ngerawat Raga. Gue berutang budi besar sama lo" Rama tersenyum pada Darrel. Sungguh, Rama amat sangat berterimakasih kepada Pria bernama Darrel Belvadrana tersebut.

"Santai aja kali, Ram. Kek sama siapa ae"

***

Rama melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar Raga. Senyum di bibirnya terbentuk kala mendapati Raga yang tengah duduk di tepi ranjang. Rama mendekat pada Raga dan ikut duduk dengan sang adik.

SEKUAT RAGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang