- { 10 } -

1.1K 105 0
                                    

10. Dikurung

 Dikurung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jari Raga dengan lihai menekan-nekan tuts piano. Alunan musik yang menyejukkan hati keluar setiap tekanan dan perpindahan jari Raga. Hangat, itu kesan lain yang diberikan oleh permainan piano Raga saat ini.

Rama sebagai penyaksi pun ikut terbawa oleh suasana hangat yang diciptakan oleh Raga. Adiknya itu sangat ahli dalam bermain piano. Walau tanpa penglihatan, Raga dapat memainkan piano secara indah. Musik yang Raga ciptakan pun berbeda-beda, sesuai dengan perasaannya. Rama tahu, Raga tengah dalam masa sulit saat ini.

Tiga hari yang lalu, tepat saat kepulangan Raga dari rumah sakit, Raka selalu mencaci maki Raga. Semakin lemah Raga, maka semakin besar kebencian Raka pada Raga. Hal itu cukup membuat Rama marah dan sedih secara bersamaan. Ia gagal menjadi seorang kakak sekaligus pemimpin bagi mereka, kedua adiknya. Sudah cukup ia kehilangan kedua orang tua dan adik bungsunya, ia tidak siap kehilangan salah satu dari Raka atau Raga baik dipisahkan oleh maut maupun keadaan.

Rama tersadar dari lamunannya kala tidak mendengar suara piano. Pandangan Rama tertuju pada Raga yang duduk dengan kepala tertunduk. Bahu Raga bergetar, itu artinya sang adik tengah menangis saat ini.

Kali ini Rama kembali mengizinkan Raga untuk bersedih. Raga sedang tidak baik-baik saja. Rama ingin memeluk Raga, namun terhenti kala mendengar suara pukulan yang keras. Pandangan Rama beralih ke atas, tempat dimana terdengar suara tadi. Ia melangkahkan kakinya menuju ke lantai atas dan mengetuk salah satu pintu kamar, kamar Raka.

Tok

Tok

"Raka! Kenapa, Ka? Kamu gapapa, 'kan? Buka pintunya! Buruan!" Perasaan Rama berkecamuk. Ia takut terjadi sesuatu kepada adik sulungnya.

BRAKK

BUGH

Rama semakin khawatir. Apa Raka baik-baik saja? "RAKA! BURUAN BUKA PINTUNYA!" Teriak Rama, ia ingin melihat keadaan sang adik. Apa baik-baik saja? Atau malah sesuatu terjadi kepada Raka?

Ceklek

Pintu terbuka, menampakkan Raka dengan rambut acak-acakan, tangan yang berdarah, dan jika dilihat, kamar Raka sangat berantakan. Tatapan Raka sangat tajam. Hanya melirik sekilas Rama, Raka berjalan dengan tidak santainya.

Raka turun ke bawah, melihat sekitar mencoba untuk mencari sesuatu. Mata Raka berhenti pada satu obyek, sang adik. Dengan cepat Raka ke arah Raga, menarik tangan adiknya dengan kasar, lalu menggeret Raga dengan kencang.

SEKUAT RAGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang