MSMH || 5

22.4K 1.7K 160
                                    

Hai Assalamualaikum

Jangan lupa tekan tombol bintang dan ramaikan dengan cara mengomen setiap baris nya🥰

Bantu Rara dengan kasih vote ya, karena Vote itu gratis gak bayar ^^

Bantu Rara dengan kasih vote ya, karena Vote itu gratis gak bayar ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🦋🦋🦋

"Kami berniat ingin menjodohkan kamu dengan Nak Rahman." Thiya terkejut mendengar penuturan dari ayah nya, ia menatap tak percaya kepada cinta pertama nya itu.

"Maksud ayah gimana? Di jodohkan? Ayah, perjodohan ini sangat kuno. Adanya di novel novel doang. kok sekarang Thiya ngerasain sih, Thiya bisa milih pasangan hidup Thiya sendiri, Thiya gak mau di jodohin." Ujar Thiya memelas, berharap agar ayah nya berubah pikiran.

"Ayah ingin menjodohkan kamu dengan Rahman Thiya, laki laki yang ada di depan mu ini." Thiya sontak menoleh ke depan, ia  terkejut dengan mulut yang terbuka.

Ini yang pengen dijodohin sama gue? Yang benar aja. Batin Thiya terkejut.

Nara yang merasa gemas dengan kakak nya langsung menutup mulut kakak nya yang terganga lebar, apa Thiya tidak malu?

"Apaan sih Nar." Bisik Thiya tajam.

Nara hanya diam sesekali tersenyum saat banyak orang yang melihat, tidak banyak sih cuman 4 orang doang.

"Jadi bagaimana Thiya, apa kamu mau nerima nya?" Tanya Mala, wanita itu sangat berharap semoga saja Thiya bisa menerima perjodohan ini. Ini juga demi kebaikan Thiya juga kedepan nya.

"Gak bunda, Thiya gak mau." Tolak Thiya mentah mentah.

"Kenapa aku harus dijodohin? Apa bunda gak sanggup lagi buat nanggung Thiya? Bunda pengen jual Thiya?"

"THIYA?!" Mereka langsung menoleh ke arah Toni yang seperti nya emosi nya tidak sengaja ia lepas.

"Kenapa ayah? Jangan paksa Thiya kalau Thiya gak mau menerima perjodohan ini. Kalian gak bisa seenak nya atas Thiya, Thiya bisa nentuin pasangan Thiya sendiri. Thiya juga gak kenal sama laki laki di depan Thiya ini." Lirih Thiya merasakan hatinya sesak.

Rahman yang mendengar itu merasa hati nya sedikit sakit. Ia kira Thiya akan menerima perjodohan nya dengan Ikhlas seperti dirinya namun malah sebalik nya. Sangat tidak seperti apa yang dibayangkan Rahman saat di dalam mobil.

"Thiya, apa saya boleh ngajak kamu berbicara di luar?" Tanya Rahman memberanikan diri.

Thiya menatap Laki laki di depan nya ini sebentar lalu mengangguk.

Mas Santri My Husband (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang