MSMH || 13

18K 1.3K 240
                                    


Hai Assalamualaikum

Jangan lupa tekan tombol bintang dan bantui ramaikan dengan mengomen di setiap paragraf 🥰

Bantu Rara dengan kasih vote ya, karena Vote itu gratis gak bayar ^^

Bantu Rara dengan kasih vote ya, karena Vote itu gratis gak bayar ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

"Kok saya dicuekin sih?" Tanya Rahman kepada Thiya yang sedari tadi diam.

Thiya masih kesal dengan kejadian di supermarket tadi, apalagi Kasir nya nampak menggoda Rahman. Rasanya ia ingin mencakar wajah centil mbak kasir itu. Gatal sekali dengan suami nya, perlu Thiya garukin?

"Hey? Nggak enak loh rasanya di cuekin sama istri." Ucap Rahman dengan tampang sok sedih nya.

"Kamu sih tebar pesona sama mbak kasir nya, jadi tergoda kan dia." Balas Thiya ketus.

Rahman tersenyum sambil menatap Thiya dengan tatapan gemas nya. "Siapa yang tebar pesona sih, orang saya diam aja, ini resiko nya kalau punya suami yang ganteng kayak saya." Thiya berdengus mendengar ucapan dari suami nya ini. Kelewat PD!

"Kamu tuh jelek, jelek banget! Nggak ada tuh unsur ganteng nya." Balas Thiya dengan masih nada yang ketus.

Rahman tertawa pelan sambil mencolek hidung Thiya.

"Emang kamu mau, punya suami yang jelek, hm?" Tanya Rahman di angguki cepat oleh Thiya.

"Mau lah, kan suami aku udah jelek. KayaK Kamu." Mendengar itu Rahman tertawa terbahak bahak. Istri kecil nya ini sangat lucu kalau di mode seperti ini, rasanya Rahman ingin memakan nya sekarang juga.

Astagfirullah!

"Kalau jelek, kenapa kamu bilang saya tebar pesona?" Tanya Rahman di sela tawa nya.

Thiya tergagap di buatnya, alasan apalagi yang harus ia cari.

Melihat ekspresi Thiya yang seperti ini membuat tawa Rahman semakin keras, bahkan ia memegangi perut nya yang terasa gatal.

"Udah! Saya capek." Ucap Rahman sambil menahan tawa nya.

"Ketawa aja terus." Ketus Thiya sambil menatap sinis suami nya itu.

"Kamu kok lucu banget ya, Jadi pengen saya makan tau nggak." Ucap Rahman kepada Thiya yang masih menatap nya sinis.

"Makan aja, kalau bisa." Balas Thiya enteng.

Mas Santri My Husband (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang