MSMH || 24

15.5K 1K 334
                                    

Hai Assalamualaikum

Jangan lupa tekan tombol bintang dan bantu ramaikan dengan mengomen di setiap paragraf 🥰

Jangan lupa tekan tombol bintang dan bantu ramaikan dengan mengomen di setiap paragraf 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋


"Permisi, pasien yang bernama Thiyara Adisty berada di ruangan mana ya?" Tanya Iqbal kepada petugas Administrasi yang sedang menulis sesuatu.

"Sebentar ya Mas, saya cek dulu." Iqbal tak menjawab, ia mengalihkan pandangan nya menatap sekeliling.

Dapat ia lihat Hendri yang sedang berlari ke arah nya. Laki laki perawakan lumayan tinggi itu beberapa kali mengatur nafas nya lantaran sedari tadi mengejar Iqbal yang berlari sangat cepat. Seperti seorang singa yang sedang mengejar mangsa nya.

"Tidak ada pasien yang bernama Thiyara Adisty, dek." Beritahu Petugas itu dan memanggil Iqbal dengan sebutan 'dek karena Iqbal yang masih menggunakan baju sekolah nya.

"Kok nggak ada." Gumam Hendri singkat.

"Apa Mbak sudah mencari nya dengan teliti?" Tanya Iqbal lagi.

Petugas itu mengetikan keyboard laptop dengan tangan nya, mata nya fokus menatap layar laptop yang berisi nama pasien yang berada di rumah sakit ini.

"Masih sama Dek, nggak ada yang nama nya Thiyara Adisty." Iqbal meremas rambut nya Frustasi. Apakah Zoya telah membohongi nya? Kalau saja itu benar ia tak segan segan untuk memberikan Zoya pelajaran.

"Zoya sialan!" Sentak Iqbal marah.

"Itu---bukan nya Thiya ya?" Iqbal mengikuti arah pandangan Hendri. Dan benar saja ia melihat Thiya sedang mendorong kursi roda yang masih kosong.

"Eh iya. Itu Thiya." Pekik Iqbal senang. Terlihat dari senyum nya yang mulai mengembang dan bahkan melebar.

"Tapi kan Thiya lagi sakit kok dia kelihatan nya sehat aja. Terus juga baju nya bukan baju rumah sakit." Celetuk Hendri heran.

"Gue juga heran, kita harus ikutin dia." Hendri mengangguk setuju. Setelah nya mereka berjalan mengikuti Thiya dengan hati hati. Takut Thiya menyadari keberadaan mereka.

Thiya merasakan ada seseorang yang berjalan mengikuti nya, dengan cepat ia membalikan badan nya.

Tidak ada.

Cuman ada orang orang yang berjalan melewati koridor rumah sakit.

Thiya membalikan badan nya lagi, apakah itu cuman perasaan nya saja? Thiya mengangkat bahu nya acuh lalu berjalan sambil mendorong kursi roda tersebut.

Mas Santri My Husband (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang