MSMH || 16

15.3K 1.1K 285
                                    

Hai Assalamualaikum

Jangan lupa tekan tombol bintang dan bantu ramaikan dengan mengomen di setiap paragraf 🥰

Bantu Rara dengan kasih vote ya, karena Vote itu gratis gak bayar ^^

Bantu Rara dengan kasih vote ya, karena Vote itu gratis gak bayar ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋


Thiya merasakan tidur nya gelisah, ia mencoba membuka matanya perlahan, pemandangan pertama yang ia lihat adalah pintu tenda yang masih tertutup rapat.

Thiya mengambil handphone nya dan membuka nya, jam dua dini hari. Thiya merasakan kantung kemih nya sudah penuh, dengan cepat ia membangunkan Zoya yang masih tertidur nyenyak.

"Zoya bangun, temenin gue pipis." Pinta Thiya kepada Zoya yang masih menutup matanya.

Zoya mengerang sambil merenggangkan badan nya, matanya masih tertutup enggan untuk membuka.

"Zoya temenin gue pipis." Ucap Thiya memelas.

"Sendiri aja napa, gue ngantuk banget nih." Balas Zoya tanpa membuka matanya.

Thiya berdengus kesal, awas aja nanti kalau Zoya minta temenin buat pipis, nggak bakal Thiya temenin.

Thiya membuka pintu tenda perlahan lalu menutup nya kembali setelah keluar dari tenda, ia melirik kanan dan sepi, satu kata untuk tempat ini sepi.

Karena semua murid dan para guru sudah tidur di tenda nya masing masing, dan hanya Thiya yang keluar dari tenda untuk membuang air kecil, Thiya menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, mana toilet nya? Batin Thiya bingung.

Thiya terus berjalan masuk ke dalam hutan sambil memegang botol yang berisi air untuk nanti ia siram, karena sekarang Thiya tidak tau dimana letak toilet nya.

Tanpa Thiya ketahui, ada seseorang berpakaian hitam yang tersenyum smirk ke arah nya, dengan cepat ia berlari dan membekap mulut Thiya dengan kain yang sudah di kasih bius. Thiya yang mendapat serangan tiba tiba hanya bisa pasrah, matanya mulai terpejam karena merasakan badan nya yang mulai melemas.

"Anak nya pingsan, anjing!" Umpat perempuan itu yang tak lain adalah Indri.

"Yaiyalah pingsan bego, kan lo kasih obat bius, gimana sih." Sahut Viona ngegas.

"Mending kita bawa dia ke dalam hutan terlarang itu." Tunjuk Indri kepada hutan yang sangat rimbun.

"Gila lo, nggak mau deh gue takut." Ucap Viona sambil bergedik ngeri.

"Bentar doang, ntar kita langsung cabut aja." Viona berdengus lalu menganggukan kepala nya.

"Oke! Awas aja kalau lo, nggak bantuin gue deket sama Kak Juna." Ucap Viona.

Mas Santri My Husband (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang