(SEBAGIAN CAPTER DI FRIVAT FOLLOW DULU AGAR BISA MEMBACA!)
Kodrat seorang perempuan adalah dikejar bukan mengejar. Tapi berbeda dengan Thiya ia mengejar kaka kelas nya yang mencintai orang lain. Sampai akhirnya ia di jodohkan dengan santri.
Apalagi...
Jangan lupa tekan tombol bintang dan bantui ramaikan dengan mengomen di setiap paragraf 🥰
Bantu Rara dengan kasih vote ya, karena Vote itu gratis gak bayar ^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
Hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu oleh kedua belah pihak, hari dimana status Thiya dan Rahman akan berubah. Thiya yang akan menjadi seorang Istri dan Rahman yang akan menjadi seorang suami.
Mereka menggelar pernikahan nya di sebuah masjid besar di kota jakarta. Karena permintaan dari kedua orang tua mereka. Tidak terlalu ramai karena pernikahan nya cuman mengundang keluarga, Sahabat dan teman rekan kerja dari Toni dan Rusdi.
Thiya meremas jari nya gugup, sebentar lagi status nya akan berubah, perasaan campur aduk dapat Thiya rasakan. Hari ini ia akan melepas masa lajang nya di usia yang Baru menginjak umur 18 tahun ini.
Thiya bahkan terlihat sangat cantik dengan pakaian pengantin yang ia kenalan, dan make up yang serasi dengan wajah cantik nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Thiya." Thiya menoleh saat Mala memanggil nya, Mala tersenyum senang saat melihat anak pertama nya sudah siap dengan baju pengantin nya.
"Masyaallah, anak bunda cantik banget." Ujar Mala menatap anak nya.
Thiya tersenyum lalu memeluk Mala erat. Ia mencoba untuk menahan air mata nya yang hendak keluar.
"Sebentar lagi anak bunda bakal menjadi seorang istri, waktu berjalan sangat cepat yaa, perasaan baru kemarin bunda ngajarin kamu jalan. Sekarang kamu udah pengen nikah aja." Thiya terkekeh menanggapi nya.
Mala melepaskan pelukan nya dan tersenyum menatap Thiya, Thiya terkejut saat melihat Air mata yang jatuh mengenai pipi bunda nya. Dengan cepat ia mengusap air mata bunda nya seraya tersenyum manis.
