MSMH || 23

16.5K 1K 264
                                    

Hai Assalamualaikum

Jangan lupa tekan tombol bintang dan bantu ramaikan dengan mengomen di setiap paragraf 🥰

Bantu Rara dengan kasih vote ya, karena Vote itu gratis gak bayar ^^

Bantu Rara dengan kasih vote ya, karena Vote itu gratis gak bayar ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Setelah beberapa jam menunggu akhirnya Rahman di pindahkan di ruang inap karena keadaan nya yang sudah mulai membaik.

Thiya sedang berbicara kepada dokter mengenai kondisi Rahman dan Thiya mendengarkan nya dengan baik, setelah beberapa menit berbicara dengan dokter akhirnya Thiya di izinkan untuk menjenguk Rahman yang masih menutup mata nya.

Thiya mulai berjalan mendekat ke arah Rahman yang terbaring dengan lemah di brankar. Tadi Nara dan Mala sudah pulang karena hari yang sudah malam, sebenarnya Mala tak tega meninggalkan Thiya sendiri tapi karena Thiya yang memaksa nya untuk pulang jadi Mala hanya pasrah saja, besok ia akan mengunjungi Thiya lagi.

Gadis itu menatap Rahman dengan tatapan sendu, tangan nya meraih tangan Rahman yang tidak terpasangkan infus, mendekatkan bibirnya lalu mencium nya lembut. Berharap Rahman akan bangun secepatnya.

"Mas Rahman, bangun." Bisik Thiya lirih.

"Kok nggak bangun sih. Lama banget tidur nya." Mata Thiya mulai berkaca kaca karena nya. Ia sangat merindukan omelan suami nya yang kadang selalu menjengkelkan di telinga Thiya, Thiya juga merindukan sifat lembut dan perhatian yang di berikan Rahman kepada nya, sehari tanpa Rahman rasanya sangat berbeda.

Harusnya Thiya bisa lebih peka dengan keadaan Rahman, jujur. Ia tak tau kalau Rahman sakit akhir akhir ini. Istri macam apa Thiya ini?

Thiya terkekeh lirih, meratapi semua kesalahan nya. Andai saja waktu bisa di ulang ia akan lebih memperhatikan kesehatan Rahman. Bukan nya seperti ini.

Thiya tersentak saat merasakan tangan nya di genggam kuat oleh laki laki di samping nya, dengan cepat Thiya menoleh.

Seperti Slowmo, Thiya melebarkan senyum nya melihat nya. Mata Rahman perlahan terbuka, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Istri tercinta nya yang tersenyum lebar ke arah nya.

Mas Santri My Husband (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang