(SEBAGIAN CAPTER DI FRIVAT FOLLOW DULU AGAR BISA MEMBACA!)
Kodrat seorang perempuan adalah dikejar bukan mengejar. Tapi berbeda dengan Thiya ia mengejar kaka kelas nya yang mencintai orang lain. Sampai akhirnya ia di jodohkan dengan santri.
Apalagi...
Jangan lupa tekan tombol bintang dan banturamaikan dengan mengomen di setiap paragraf 🥰
Bantu Rara dengan kasih vote ya, karena Vote itu gratis gak bayar ^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
"DOKTER SUSTER." Brankar terus di dorong dengan cepat menuju ruang UGD.
"Sebaik nya kalian tunggu disini." Ucap salah satu suster lalu menutup ruang UGD nya.
Lampu operasi menyala. Pertanda operasi sedang di mulai. Nara menangis di pelukan Alifa. Dada nya terasa sakit melihat keadaan Juna saat ini.
Bahkan tak sampai situ. Fajar juga ikutan menangis, Fajar itu phobia darah. Tapi rasanya ia juga tak tega melihat Juna yang tak berdaya dengan darah di dada nya.
Rahman, laki laki itu memeluk sang istri yang terisak kuat. Juna, laki laki yang sudah menyelamatkan nyawa istri nya. Bahkan sampai rela kalau dirinya berada di ambang antara hidup dan mati.
Sam dan Reyhan hanya diam sambil menunduk. Tanpa disadari kedua nya mengeluarkan air mata nya. Sahabat mana yang tega melihat keadaan Juna yang seperti ini? Apalagi mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri Bagaimana Juna dengan baik hati nya menyelamatkan Thiya, walaupun nyawa nya ikut terkorban kan.
Sedangkan Kelvin dan Zoya, laki laki dan perempuan itu tak ikut kerumah sakit, melainkan ke kantor polisi untuk mengurus kasus Iqbal dan Viona.
Rahman menatap kosong di depan nya. Andai saja waktu bisa diulang mungkin ia berharap kejadian itu tak akan pernah ada, atau dirinya lah saat ini yang berada di posisi Juna. Ia merasa gagal menjadi suami sekaligus kakak sepupu untuk Thiya dan Juna.
"Juna kuat, pasti dia bakal selamat." Itulah ucapan dari Rahman. Sam mengangguk, ia sangat yakin kalau Juna pasti akan baik baik saja.
Apa gue harus bilang yang sebenarnya? Batin Reyhan bingung. Ia ingin mengungkapkan suatu kebenaran yang belum mereka ketahui. Tapi ia tak berani untuk mengungkapkan nya sekarang, apalagi tidak Mendapatkan izin dari Juna untuk memberitahu nya.
