ARCANE || ENHYPEN [END]

Prolog

Angin berhembus menerpa dedaunan dan bunga. Hujan turun. Segera kuhentikan kegiatanku dan bergegas masuk ke dalam rumah sambil membawa peralatan yang kugunakan tadi. Secangkir teh terduduk manis di atas meja, mengeluarkan gumpalan uap.

Sejak pagi tadi, cuaca terasa begitu sejuk, matahari tertutupi oleh awan. Jadi kuputuskan untuk melihat dan membersihkan halaman belakang. Beberapa tanaman terlihat segar mengeluarkan tunas dan bunga yang bermekaran. Dan beberapa tanaman lain terlihat layu bahkan mati. Inilah yang disebut dengan siklus kehidupan, hal yang pastinya akan dirasakan oleh semua makhluk hidup.

Kehidupan berputar layaknya bumi mengitari matahari. Perasaan, kelemahan, kekuatan dan kenangan berputar mengitari kehidupan. Kemudian, pada akhirnya, kehidupan akan berhadapan dengan kematian, sesuatu yang paling ditakuti. Namun bukankah kematian merupakan suatu hal yang begitu ingin dirasakan oleh setiap makhluk hidup? Tidakkah mereka merasa lelah dengan kehidupan ini? Seharusnya jawabannya tidak. Kehidupan dan kematian hanya berbeda tipis.

Jika kalian berpikir kematian begitu menyakitkan maka kehidupan juga terasa menyakitkan. Jika kalian berpikir kematian akan membawamu kepada keabadian yang indah, maka kehidupan akan membawamu kepada sesuatu yang membahagiakan. Keduanya sama-sama terasa begitu menyakitkan. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa keduanya juga membawa rasa nyaman dan bahagia. Kuncinya ialah keikhlasan. Entah itu hidup atau mati, keikhlasan akan membuat semuanya menjadi lebih lega.

Aku tidak menyembunyikan fakta bahwa dunia begitu kejam. Memori dan kenangan yang kupunya tidak akan terhapus dalam ingatanku, walaupun jika aku akan mati nantinya. Yang kuinginkan hanyalah hidup bersama keluarga. Ucapan yang diberikan oleh mereka membekas di hatiku. Yang dinginkan olehnya ialah kehidupan, bukan? Maka dari itu aku akan melakukan hal itu walaupun aku tidak mau.

Aku akan menceritakan semua kisah ini tanpa adanya hal yang terlewati. This is our Arcane.