Yang Sebenarnya

365 28 0
                                    

"Zephyr."

Yang dipanggil menoleh. "Ahh, Van, bagaimana kabarmu?"

"Tidak baik-baik saja. Jujur saja, aku memerlukan bantuanmu." Pria itu mengalihkan pandangannya ke orang lain. "Hey, Mundra, bagaimana kabarmu? Anda masih saja seperti dulu, terlalu dingin," celotehnya.

"Maaf, Tuan."

"Mengapa meminta maaf, kamu ini ada-ada saja."

"Jadi, kau punya perlu dengan siapa? Aku atau Mundra?" tanya Zephyr.

"Hehe, tentu saja denganmu."

"Baiklah, ayo naik ke mobil."

Dengan mobil yang dikendarai Mundra sebagai orang kepercayaan Zephyr, mereka bertiga membelah sunyinya malam.

"Kau mau kemana?" tanya Vandeleur.

"Mau pulang. Aku baru saja memeriksa perusahaan. Jadi apa masalahmu?" tanya Zephyr.

Untuk beberapa detik keadaan di dalam mobil hening. Vandeleur mengalihkan pandangannya ke luar kaca mobil.

"Sebenarnya ini rahasia keluargaku. Aku percaya padamu karena kau sahabatku."

"Langsung ke poinnya saja," celetuk Zephyr.

"Keluargaku... Keluargaku itu pemegang Ruby."

"Hah??!!"

"Wajahmu konyol sekali, Ze," ucap Vandeleur sambil menempeleng wajah Zephyr.

"Ayolah, Van, kaukira aku akan percaya?"

"Anda menyebalkan sekali, Tuan Mildred. Kaupercaya 'kan, Mundra?"

Mundra menggeleng. "Tidak, Tuan," sahutnya.

"HAHAHA. HAHAHA. Siapa yang akan percaya dengan cerita bodohmu itu, Van?"

"Arghhhh kalian sama menyebalkannya. Sejak kita remaja sampai sekarang selalu aku yang kena."

"Lagian kau selalu saja membual."

"Ahhh, aku jadi teringat masa mudaku, saat pertama kali bertemu dengan Florence. Mundra, kapan kaumenikah? Lihatlah Ze, dia sudah punya tiga anak."

"Lalu, kapan Anda punya anak? Kalian menikah di tahun yang sama. Lihatlah Tuan Ze, teman Anda, beliau sudah mau punya anak keempat," sahut Mundra.

"HAHAHHAHA." Zephyr tidak sanggup mendengar perdebatan keduanya.

"Ha?!! Serius? Arshavina sedang mengandung lagi?"

Zephyr menganggukkan kepalanya.

"Wahhh, rumahmu pasti akan ramai sekali, Ze. Dan Mundra, jawaban seperti apa itu?! Justru kaulebih parah, tidak nikah-nikah, kau tidak tertarik dengan wanita ya?" balas Vandeleur.

"Saya hanya akan mengabdikan seluruh hidup saya kepada Keluarga Mildred."

"Tapikan Ze tidak melarangmu untuk menikah. Seperti ayahmu, kau bisa bekerja walaupun punya istri."

"Tidak akan pernah terjadi."

"Sudah, sudah. Vandeleur, sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan?"

"Aku sudah bilang padamu."

"Ayolah, jangan membual."

"Sepertinya karena aku sering membual, semua orang berpikir apapun yang kukatakan adalah bualan." Kali ini tatapannya Vandeleur kembali melihat pemandangan malam di luar.

"Jadi kau sedang serius?!"

"IYA, ZEPHYR!"

"Sulit dipercaya. Jadi kalau kau pemegang Ruby, apa urusannya denganku?"

ARCANE || ENHYPEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang