Perjalanan Rabyan: Bersama Tuan Muda Kembar

244 27 0
                                    

Gemerlap cahaya itu tiba-tiba membesar, menyilaukan mataku ketika melihatnya, aku melihat Ine, Bibi yang sudah kuanggap seperti keluargaku, beliau tersenyum kepadaku seakan mempersilahkanku untuk masuk ke cahaya itu. Aku menganggukkan kepalaku, aku tahu semuanya akan baik-baik saja.

Namaku Raby, lebih tepatnya Rabyan Elder. Keluargaku adalah pemegang Ruby, benda super power yang sangat diincar oleh berbagai kalangan. Asal kalian tahu, benda setelapak tangan itu bisa saja menaklukan dunia.

Dalam buku berjudulkan "The Secret of Ruby" dijelaskan bahwa setiap 1 milenium atau 1000 tahun, Ruby bisa mengabulkan 1 permintaan di luar nalar. Cukup ajaib. Tapi Ruby akan sangat berakibat fatal jika jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung-jawab.

Rahasia terbesar Ruby ialah bisa jatuh kepemilikan, siapapun bisa memindahkan kepemilikannya pada saat bulan biru tiba, namun, tentunya benda itu akan meminta sebuah persembahan terlebih dahulu, sekitar 100 tumbal dan juga harus menjalankan beberapa syarat yang ekstrim. Dan rahasia itu telah diketahui oleh Klan Benicio.

Di sinilah peranku dibutuhkan. Aku akan membalaskan dendam yang terjadi delapan tahun yang lalu. Rencanaku adalah memasuki dunia paralel dan berusaha mengendalikan Ruby sebelum jatuh ke tangan Benicio. Karena jika aku berusaha merebutnya di duniaku yang sebenarnya, itu jauh dari kata mungkin, Ruby telah berpindah kepemilikan ke tangan Klan Benicio, dan mereka meminta semua makhluk tunduk kepada Klan mereka. Untungnya sebelum mereka mengajukan permintaan itu, kami sudah berantisipasi dengan meminum ramuan buatan Ine, jadi kami masih bisa bertahan selama beberapa tahun ini tanpa perlu tunduk ke makhluk sialan itu.

Selama beberapa tahun belakangan ini, kami terus mencari cara untuk bisa masuk ke dunia paralel, hampir nihil dan gagal, namun, Ine, si penyihir baik hati kesayanganku akhirnya berhasil membuatku menerobos masuk ke dunia paralel. Benda itu berbentuk seperti kompas, jika jarumnya diarahkan menuju gambar asap hitam, maka kami akan dibawa menuju dunia paralel, dan jika jarumnya kami arahkan ke gambar bentuk gumpalan awan, maka kami akan kembali ke rumah Ine.

Bersama orang yang sempat kupanggil "Tuan Muda Kembar Wyclef dan Wesley", atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Leaf dan Aley, kami siap menuju dunia paralel hanya dengan membawa jiwa kami. Sinar cahaya itu membawa kami ke sini, ke masa sekitar tiga tahun setelah Klan Benicio membuat keributan pertama. Aku hanya bisa tersenyum kecut ketika menyadarinya, ini tidak sesuai dengan rencanaku, yang kumau satu atau bahkan tiga tahun sebelum kejadian gila itu terjadi. Tetapi, apa boleh buat, sebelum bulan biru bersinar kami masih punya waktu untuk menghentikan Klan Benicio.

"Jadi bagaimana dong?"

"Tidak tahu. Mungkin kalau ada salah satu orang dari maison kita bisa ikut masuk ke dalam mobil, dan jreng kita ada di maison. Tapi masalahnya di sini aku tidak melihat mereka."

"Maaf, Tuan Muda."

"Dan kalau mau jalan sendiri, aku pun tidak tahu arah."

"Maaf, Tuan Muda."

"Ishh dasar Si Raby ini."

"Maaf Tuan Muda."

Sepanjang perjalanan pikiranku tidak bisa berpikir jernih, Tuan Muda Wesley selalu saja mengomel tidak karuan.

"Lihat, bukankah itu Kak Fael?" ucap Tuan Muda Wyclef.

"Benar, bersama Kak Steen, 'kan?"

Baru saja mereka ingin berlari menghampiri kakaknya. " Ehh, tunggu, apakah itu adalah perusahaan milik kelurga kita?" tanya Wyclef.

"Benarkah? Tapi namanya...?"

"D'ARCY? Nama yang dipalsukan mungkin. Aaaa aku tidak peduli, yang penting aku bertemu kakak-kakakku."

ARCANE || ENHYPEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang