Aley: cerita suram itu

157 16 0
                                    

🌷Ceritanya berdasarkan pov Aley
🌷Happy reading

Konsep dunia paralel menunjukkan bahwa alam semesta kita adalah salah satu dari banyak alam semesta yang ada. Mereka sama tetapi berbeda. Seperti yang dikatakan Rabyan, kehidupan kami dengan kehidupan mereka yang mirip dengan kami di dunia paralel ini bisa saja berbeda. Seperti Rabyan yang sudah meninggal di dunia paralel itu, Wyclef dan Wesley yang meminta drone untuk bisa melihat keluar maison, sifatku yang berbeda dengan Wesley dunia paralel. Dan begitu pun dengan acara pesta perusahaan penuh bencana yang diadakan Kak Fael yang terjadi di duniaku. Aku akan mengambil alih untuk menceritakan kisah suram ini.

Pagi itu para pelayan terlihat heboh berlalu-lalang menyiapkan kebutuhan untuk pesta perusahaan. Walaupun acaranya diadakan di perusahaan tetapi keadaan maison juga terlihat ramai. Aku, Wyclef dan Beryl justru merasa jengkel dengan situasi yang seharusnya menggembirakan ini, bagaimana tidak, pasalnya Kak Fael sama sekali tidak mengikut sertakan kami bertiga di dalam acara itu.

"Kakak, aku ingin ikut. Boleh ya. Masa hanya kami bertiga yang tidak pernah keluar lebih dari perkarangan maison." Wyclef merengek pada Kak Fael.

"Tidak boleh!"

"Ayolah kak. Aku sangat ingin pergi. Pasti di luar sana sangat menyenangkan, benar kan Rabyan?" Aku juga ikut merengek.

Rabyan menganggukkan kepalanya. "Iya, menyenangkan, walaupun itu pertama dan terkhir kalinya saya keluar dari maison."

"Tuhhh kann. Aku mau keluar juga."

"Kalau kami tidak diajak lalu mengapa kakak mengadakan pesta?! Tidak adil, kalian akan bersenang-senang nantinya, dan kami hanya menghabiskan waktu kami dengan segala kebosanan?" ucap Beryl.

"Tidak apa-apa. Sekali ini saja. Kakak tidak enak jika tidak mengadakan pesta. Asal kalian tahu, perusahaan kita sedang naik daun akhir-akhir ini, setidaknya acara ini dibuat untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada beberapa pendukung dan kolega. Kakak berjanji akan membelikan apapun yang kalian inginkan. Jadi aku benar-benar mengharapkan pengertian kalian untuk saat ini."

Kami bertiga hanya mengehembuskan napas jengah.

"Lagi pula berdiam diri di rumah tidaklah buruk, kalian bisa menghabiskan waktu bersama-sama, berbagi cerita, bermain, dan lain sebagainya."

Kami tidak menjawab.

"Kak, aku mau membawa ini." Kak Lyron menunjuk barang-barang yang akan dibawanya.

"Beryl, aku pinjam liontinmu," sambung Kak Lyron menghampiri Beryl.

Beryl melepaskan liontinnya dengan wajah yang terlihat sangat kesal.

"Jangan ngambek, nanti aku belikan sesuatu yang menarik," ucap Kak Lyron.

"Jangan terlalu banyak membawa barangnya. Takutnya muatan kendaraan tidak cukup."

"Iya, kak. Aku sudah membaginya dengan Edelsteen kok, nanti dia menyusul."

"Ohh, baiklah, hati-hati."

Kak Lyron berlalu pergi setelah menganggukkan perkataan Kak Cadfael.

Kini keheningan menguasai ruangan. Kami berempat sama sekali tidak berkutik di tempat. Semua wajah terlihat lesu karena tidak diizinkan ikut.

"Aku mau keluar." Beryl memecahkan keheningan itu.

"Aku ikut." Wyclef beranjak dari duduknya bersama Rabyan.

"Bagaimana denganmu?"

"Aku tidak ikut," sahutku. Jujur saja, aku masih merasa jengkel.

Sepeninggalan mereka, aku hanya diam menyepi melihat beberapa pelayan yang mondar-mandir.

ARCANE || ENHYPEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang