Musim semi. Bunga bermekaran menyebarkan aroma manis. Taman maison terlihat begitu indah dengan berbagai warna yang diperlihatkan oleh bunga-bunga tersebut. Terlihat seorang wanita paruh baya sedang asyik merawat tanamannya.
"Berhenti berlari, nanti kalian jatuh."
Si kembar tidak mendengarkan perkataan itu. Mereka masih sibuk berlari mengitari taman, kembali, kemudian mengitari danau. Suasana terlihat begitu ceria, ketujuh Putra Mildred sedang menghabiskan waktunya di dekat danau.
Brukkk. "NAHHHH KANNN!!"
Wesley terdiam, berusaha menahan tangisnya.
"Sudah Mama bilang, jangan berlarian. Apakah anak Mama yang kuat ini bisa berdiri?"
Wesley bangun dari duduknya. "Perih," ucapnya.
"Hufhhh, akan Mama obati," ucapnya sambil meniup luka tersebut.
"Wyclef kamu tidak apa-apa, sayang?" sambungnya.
Wyclef melihat lututnya. Benar saja, lututnya mengeluarkan darah, sama seperti Wesley. Buru-buru Nyonya Arshavina mengambilkan sekotak peralatan p3k di dalam maison.
"Kalian tidak menangis?"
Keduanya menggeleng, tetapi matanya mulai berkaca-kaca dengan bibir yang sedang menahan tangisnya.
"Ke marilah, gabung bersama kami. Pelan-pelan."
Wyclef dan Wesley menghamburkan pelukannya ke pria tersebut. Mereka menangis sejadi-jadinya. Sebenarnya lukanya tidak terlalu sakit, tetapi entah mengapa ketika ditanyakan mengenai keadaan mereka hati mungilnya langsung menangis.
"Sudah tidak apa-apa. Lain kali dengarkan perkataan Mama. Bukankah lebih baik kalian duduk bersama Papa sambil membuat beberapa rangkaian bunga?"
"M-ma-af, Pa-pa," ucap keduanya sambil sesenggukan.
"Sini biar Mama obati," ucap Nyonya Arshavina.
"Yang satunya sini, biar Papa bantu," ucap Tuan Zephyr Mildred.
"Kalian berdua ini, benar-benar kompak sekali. Terkadang Mama bingung dengan kelakuan kalian. Hufhhhh, sudah, lukanya akan segera sembuh!" ucap Nyonya Arshavina sambil meniup lutut Wesley.
"Lain kali kamu jangan jatuh, Wesley. Aku juga jadi ikut terluka," ucap Wyclef.
"Maaf. Kauberlari terlalu kencang aku hanya ingin menyusulmu."
"Maaf," ucap Wyclef.
"Oke. Sudah, sekarang duduk saja di sini. Lihat kakak-kakakmu membuat rangkaian bunga. Dan contoh adik kecilmu yang sedari tadi duduk manis sambil memperhatikan kakaknya."
"Itu karena Beryl belum lancar berjalan, Pa."
"Kalian ini lucu ya, seperti memiliki satu jiwa dengan raga yang berbeda," ucap Cadfael.
"Terima kasih untuk pujiannya," jawab keduanya walaupun tidak nyambung, dibilang apa dijawab apa.
"Kak Ly, ini bagaimana?" tanya Wesley.
"Sini biar kuajarkan."
"Wyclef, kemarilah, biar kakak yang ajarkan bersama Hayden," ucap Cadfael.
"Seperti ini, 'kan?" ucap Wyclef.
Semua yang ada di sana tercengang dengan apa yang dibuat Wyclef. Untaian yang dibuat olehnya begitu rapi, seperti sudah pernah melakukan hal itu sebelumnya, padahal ini kali pertamanya mereka membuat karangan bunga seperti ini.
"Aku sering lihat Mama dan Kak Lyron membuat ini. Cantik kan!"
"Iya bagus sekali. Lain kali ajarkan Papa dan yang lainnya ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCANE || ENHYPEN [END]
Fantasy"Aku tidak ingin keluargaku menjadi lebih berantakan." Kehidupan terus berputar. Suka dan duka membalur menjadi satu. Kehidupan tanpa orangtua tidak mematahkan semangat mereka untuk tetap bertahan hidup dengan keharmonisan. Segala cara akan mereka l...