Rencana

175 23 0
                                    

Langit mendung berhembuskan angin sepoi-sepoi menghantarkan udara yang sejuk di kulit. Cadfael baru saja keluar dari perusahaannya, berlalu pergi dengan mobil yang dikendarai oleh Fren. Mata lesu itu menatap kosong keluar jendela.

Seseorang menunduk hormat ketika mobil itu berlalu di depannya.

"Fren, tolong berhenti." Cadfael buru-buru keluar dari mobilnya.

"Selamat pagi Tuan Muda, saya tidak menyangka kalau Anda akan menghampiri saya." Gadis cantik itu tersenyum ramah.

"Selamat pagi Nona Shelena. Kenapa Anda berjalan sendirian? Anda hendak kemana? Bolehkah saya membantu Anda?"

"Tidak perlu, Tuan, saya hanya ingin pergi membeli kopi di sana." Tunjuk Shelena ke salah satu coffee shop.

"Apakah Anda mau ikut?" Ajaknya.

Cadfael tampak berpikir sebentar, seperdetik kemudian ia mengangguk, mengiyakan perkataan Shelena. "Terima kasih untuk tawaran Anda, Nona," ucap Cadfael sambil memberi isyarat ke Fren yang ada di dalam mobil.

Fren yang mengerti akan hal itu hanya menganggukkan perintah Cadfael dan segera memakirkan mobil itu dengan benar.

Semerbak aroma kopi langsung tercium setelah mereka memasuki coffee shop itu. "Silakan, Tuan, Nona," ucap sang pelayan sambil mempersilahkan keduanya untuk duduk.

"Terima kasih."

"Tolong macchiato-nya satu," ucap Shelena.

"Bagaimana dengan Anda, Tuan?" tanya Shelena.

Cadfael sedang memperhatikan daftar menu yang ada. "Aku kira tempat ini tidak hanya menjual kopi mungkin ada coklat atau teh, tetapi di sini isinya kopi semua?! Aku tidak bisa minum kopi." batinnya.

"Mungkin Anda mau mocha? Kandungan kopinya tidak terlalu kuat."

"Ahh, iya, kalau begitu saya pesan mocha," ucap Cadfael canggung.

"Baik, Tuan, Nona, mohon tunggu sebentar," ucap sang pelayan sambil membungkuk hormat.

"Padahal kopi sangat bagus untuk meningkatkan energi Anda." Shelena membuka suaranya.

Cadfael hanya tersenyum. "Bagaimana Anda tahu kalau saya tidak suka kopi?"

Shelena tertawa kecil. "Tatapan Anda ketika melihat menu itu sudah jelas. Ini coffee shop, Tuan, tidak menjual minuman yang lain."

"Begitu ya."

"Saya benar-benar terkejut ketika Anda mau menerima ajakan saya ke sini. Kebetulan sekali, ada yang ingin saya bicarakan kepada Anda."

"Apa itu?"

Ceritakan semuanya sampai aku bisa membuat rencana bagus untuk datang ke pesta ulang tahunmu besok.

"Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena ajakan saya semalam Tuan Lyron pulang terlalu larut."

"Tidak masalah," sahut Cadfael.

Aku hampir membunuh adikku, asal kautahu.

"Adik Anda terlalu baik dan saya terlalu egois waktu itu, apakah Anda memarahinya?"

Insting wanita memang tidak pernah salah, ya.

"Tidak, saya sudah tidur lebih dulu, jadi saya tidak tahu ketika ia pulang."

Kami melemparinya dengan bantal ketika dia pulang. Aku juga melontarkan kata-kata yang tidak pantas untuknya. Aku jadi merasa sangat bersalah sekarang. Gara-gara Anda, Nona.

"Begitu ternyata. Baiklah, hal yang ingin saya sampaikan adalah apakah boleh Tuan Lyron menjadi pasangan dansa saya untuk besok malam? Hmm, seharusnya jika ingin berdansa dengannya saya perlu izin, 'kan?"

ARCANE || ENHYPEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang