Kembali bertemu yang hilang

193 15 3
                                    

Melalui sebuah walkie-talkie Lyron segera memberikan perintah untuk mendobrak masuk pintu maison Oma dan kakeknya. Selain itu diutusnya juga beberapa orang untuk mencari mayat anak-anak yang kehilangan nyawanya akibat kebakaran itu. Sedangkan mobilnya kini melaju kencang menuju maison kelurganya.

Di perjalanan, mereka tak henti-hentinya tertawa geli mengingat Aley yang justru lari ketika Isadora mendekati mereka.

"Jahat kamu Aley meninggalkan kami di sana."

"Lagian kalian aneh, bukannya lari malah nutup mata. Aku dong keren langsung lari dan masuk ke dalam mobil. Tetapi sayangnya aku tidak bisa melihat momen yang mengharukan itu."

"Hahahah... Aku ingin sekali melihat wajah ketakutan Aley. Aaa terlewatkan."

"Hahahaha."

---

Hari berubah gelap. Mobil yang dikendarai Lyron kini memasuki pekarangan maison.

"Kita sudah sampai," ucapnya.

"Perjalanan yang melelahkan."

"Kami masih bisa masuk ke tubuh kami kan Kak?" tanya Wesley.

"Amin, semoga bisaa! Ayo masuk."

Si kembar langsung berlari, masuk ke dalam maison. "Haloo semuanya kami pulang!"

Semua yang berada di maison memandanginya. "Wahhh Wyclef, Wesley, kalian akhirnya pulang." Edelsteen mendekati adiknya, ingin memeluknya, lupa kalau adiknya hanya berupa jiwa.

"Iya, hehehe. Kalian kangen aku kan."

Semuanya meneteskan air mata menyambut kepulangan dua anak yang paling ramai di kediaman ini.

"Kalian ngomong dengan siapa sih?"

"Kak? Kak Fael?!!" Lyron dan Hayden langsung menghamburkan pelukan kepada kakak pertamanya itu.

"Kalian jumpa dia di mana?"

"Di jalan, di sekitar kediaman Nyonya Niandra, adiknya Pak Mun."

"Wahh syukurlah. Bagaimana ceritanya?"

"Ceritanya panjaaaang sekali."

***

Matahari siang sangat terik. Edelsteen dan Beryl masih mondar-mandir di daerah perkotaan untuk mencari saudara-saudaranya yang hilang.

Mereka tidak mungkin bertanya pada sekeliling mereka. Tentu saja jika mereka ketahuan berasal dari keluarga Mildred, bisa-bisa pada saat itu juga tubuh mereka akan menjadi bangkai santapan Klan Benicio.

"Sudah udaranya panas, mataharinya terik, harus berpakaian tertutup seperti ini pula. Mati aku kak. Kita ini vampir loh."

"Iya juga ya, aku baru ingat kita vampir. Kalau gitu kita ngadem di toko itu saja deh dulu."

Edelsteen melihat selebaran yang menempel di kaca jendela toko itu. Ada wajahnya, Cadfael dan juga lyron. "Haha, jadi buronan aku sekarang."

"Beryl, lihat."

"Wah, sebentar lagi kakak bakal jadi aktor," bisik Beryl.

"Aktor konon."

Mereka masuk ke toko itu. Sekalian ngadem, mereka juga membeli beberapa makanan di sana. Tentunya tidak langsung di makan di tempat.
Kalau sampai mereka buka masker dan ketahuan oleh penduduk sekitar sudah pasti mereka akan digeret pada Benicio.

"Kalau kamu panas buka saja masker dan kacamata hitammu itu. Tidak ada yang akan mengenalmu."

Beryl membuka maskernya. "Wahh dingin."

ARCANE || ENHYPEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang