"Cyara apakah penghitungan Ruby salah ya?" tanya Ine Nyara.
"Salah bagaimana maksudmu?"
"Lihat buku ini. Seribu tahun yang lalu digunakan pada 15 September, kenapa tiba-tiba menjadi Desember?"
"Ohh iya benar juga. Tapi, jika begitu, berarti bulan hitam ini akan terjadi dalam dua hari lagi kan?"
"Benar sekali. Kamu tahu, walaupun mau terjadi dalam dua hari atau dua bulan lamanya pun, kita tetap akan membuat Ruby berfungsi pada hari ini juga." Ine Nayra meletakkan bukunya di meja.
"Setidaknya jangan biarkan kekuatan yang kita pelajari selama berbulan-bulan ini sia-sia. Mari kita gunakan kekuatan pemanipulasi waktu ini."
Ine Cyara tersenyum. "Baiklah."
Gumpalan asap hitam mengelilingi mereka berdua. Perlahan asap itu mulai menyebar ke seluruh penjuru. Pelan-pelan asap itu mulai memudar pertanda waktu yang dimanipulasi mereka berhasil.
"Mari kita ke kediaman Mildred. Aku tidak sabar ingin berjumpa dengan mereka," Ine Nayra berucap.
"Baiklah."
Perjalanan yang melelahkan, bukan tanpa alasan, jika saja menaiki mobil harus menempuh jalan berkilo-kilo meter, apa lagi jika harus naik kereta kuda, perjalanan benar-benar terasa jauh bagi mereka.
"Aduh, lama sekali naik benda ini. Nayra bagaimana kalau kita teleport saja, penyihir seperti kita bisa melakukan apa saja yang kita mau, kenapa harus naik kereta kuda segala."
"Oh iya, benar juga. Mari." Ine Nayra menggenggam tangan Ine Cyara. Tak butuh waktu lama mereka menghilang dari pandangan.
Dorr, dorrr...
Mereka sampai di gerbang utama Mildred. Mata mereka melotot ketika melihat bala Klan Bencio mendekat.
"Loh, kok jadi seperti ini?"
"Aku juga tidak tahu. Cepat masuk dulu," ajak Ine Nayra.
"Penjaga, sebenarnya kenapa ini?"
Joo yang awalnya ingin menerbangkan drone mengurungkan niatnya, ia melirik Ine. "Anda kembali?!" Ia tersenyum.
"Saya juga tidak tahu Nyonya. Memangnya di luar Maison ada siapa?" sambung Joo
"Klan Bencio! Cepat masuk. Tidak perlu menerbangkan drone itu."
Joo mengangguk. "Mari Nyonya, mari kita masuk."
**
"Raby, aku kembali."
Leaf mendudukan dirinya di samping tempat tidur si kembar.
"Apa itu, Leaf?" tanya Wyclef.
"Ini bola kristal milik Ine."
"Wahh, yang satunya lagi apa?"
"Ini? Kau kan juga punya. Ini Zuu."
"Lah, sampai besar pun boneka itu masih ada bersamamu?"
"Tentu saja!"
"Lalu bola kristal itu untuk apa?"
"Perhatikan dan lihat saja nanti."
"Kami tidak bisa lihat jika harus berbaring seperti ini."
"Baiklah, aku akan mendudukan kalian. Raby, bantu aku ya."
Perlahan-lahan tapi pasti, Leaf mulai mengangkat badan Wyclef sedikit demi sedikit, berusaha mendudukannya dan menyenderkannya di sisi ranjang. Begitu pun dengan Wesley, Rabyan membantunya untuk menyenderkan dirinya di sisi ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCANE || ENHYPEN [END]
Fantasy"Aku tidak ingin keluargaku menjadi lebih berantakan." Kehidupan terus berputar. Suka dan duka membalur menjadi satu. Kehidupan tanpa orangtua tidak mematahkan semangat mereka untuk tetap bertahan hidup dengan keharmonisan. Segala cara akan mereka l...