ketahuan

173 19 0
                                    

"Sejak kapan kalian ada di sini?"

"Maaf."

"Aku tanya kapan?!"

"Ishh tidak boleh marah-marah, kak." Wyclef berusaha mencari pembelaan.
---

Beberapa menit sebelumnya...

"Kakak kalian akan membeberkan kecurangan Klan Benicio?"

Mereka mengangguk.

"Di hari ulangtahun Shelena?"

Si Kembar mengangguk lagi.

"Yang benar saja? Licik sekali cara kakak kalian."

"Kakak kita." Wesley memperbaiki ucapan Aley.

"Iya terserahmu kakak kita, kakak kalian, sama saja."

"Beda," protes Wesley. "Tetapi menurutku itu keren sih, bakal mampus Kak Shelena di hari ulang tahunnya," sambungnya.

"Sttttttt." Aley meletakan telunjuknya di depan bibir Wesley. "Dengar ya, tidak adakah sisi kemanusiaan di dalam diri kalian? Kasihan sekali dia."

Wesley menepis tangan Aley. "Apanya yang kasihan?! Lagi pula dia menyebalkan, biarkan saja seperti itu. Dan juga dengan begitu mereka pasti akan sibuk mengurusi masalah itu ketimbang acaranya, dan pada akhirnya rencana kita bisa berjalan dengan baik," ucap Wesley penuh emosi.

Celetak. Aley menyentil kepala Wesley.

"Kamu bodoh atau bagaimana? Dengan adanya masalah ini justru keamanan pasti semakin diperketat." Aley tidak kalah emosi.

"TAPII..."

"Psssttt. Suara kalian kecilkan sedikit," ucap Leaf dan Wyclef bersamaan.

"Jika didengar orang maison kita bakal ketahuan," sambung Leaf.

"PERSETANAN ORANG MAISON MAU TAHU ATAU TIDAK. RENCANA SEPERTI INI TIDAK BISA DIJALANKAN."

"HEH ALEY SIALAN..." Belum sempat Wesley melanjutkan perkataannya, Aley lebih dulu membekap mulutnya.

"APA KAU BILANG? SIALAN? AKU JAUH LEBIH TUA DIBANDINGKANMU! KAU SERING BOLOS KELAS TATA KRAMA YA."

Wesley mengigit tangan Aley. "BICARA SAMA ORANG GILA MANA BISA PAKAI TATA KRAMA."

"Sudah, sudah, cukup." Wyclef melerai.

"Aduuh Rabyan, bagaimana ini. Diamlah Aley, Wesley." Leaf juga bingung.

"Saya juga tidak tahu, mereka mana mungkin mau mendengarkan saya. Tuan Muda, sudah ya, nanti kita ketahuan, semakin panjang masalahnya nanti." Rabyan berusaha menengahi mereka berdua.

BRAAKK.

"Apa sih kok ribut sekali?!"

"Mampus."

"Mampus."

"Mampus."

"Mampus."

"Mampus."

"Eh, kakak, kenapa kak?" Wyclef berusaha bersikap senormal mungkin.

Kenapa kalian baru diam setelah Kak Steen ada di sini. Wyclef membatin.

"Kak, kan sudah kubilang, kalau mau masuk kamar pintunya diketuk dulu." Wyclef berjalan mendekati Edelsteen.

"KAK FAEL KENAPA SI KEMBAR BISA MEMBELAH DIRI." Edelsteen berteriak dan berlalu meninggalkan kamar si kembar.

"Kak Steen tunguuu duluuu!" Wyclef ikut berlari mengikuti Edelsteen.

"Sudah kubilangkan adik-adik, sialan." Leaf berkata dengan penuh penekanan.

ARCANE || ENHYPEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang