Mengajak Beryl untuk bergabung

273 28 1
                                    

"Mengerikan sekali kalian ada duplikatnya," ucap Beryl.

Setelah makan malam, Wyclef dan Wesley mengajak Beryl untuk masuk ke dalam kamar mereka. Bukan tanpa alasan, sebelumnya mereka sudah sepakat dengan Leaf dan Aley serta Raby untuk membawa Beryl ikut bergabung dalam tim mereka ini.

Beryl terlihat kaget ketika melihat mereka bertiga untuk pertama kalinya. "Kak Clef, Kak Ley, darimana kalian mendapatkan ilmu sihir untuk menghidupkan orang yang mati serta menduplikatkan diri kalian?!!" tanyanya ketakutan.

"Beryl. Yang mirip denganku ini dipanggil dengan nama Aley, dan yang mirip Wyclef dipanggil Leaf. Dan ini Raby, iya Raby yang dulu sering kamu jahili," ucap Wesley.

Beryl terlihat sedang kesusahan untuk  menelan salivanya. "Bahkan Kak Raby juga di sini? Kak Raby bukannya sudah ditanam di belakang maison ya," ucapnya merinding.

"D I K U B U R, Beryl. Astaga, kamu pikir aku tanaman bisa ditanam?!"

"Tidak salah lagi, dia ini benar-benar Kak Raby."

"Iyakan memang begitu," sahut si kembar.

"Kalian tidak tanya kenapa aku bisa yakin?" ucap Beryl.

"Kenapa?" tanya mereka semuanya.

"Soalnya Kak Raby tidak pernah memanggilku dengan embel-embel 'Tuan Muda' seperti ke Putra Mildred lainnya," sahut Beryl.

"Hahaha, iya benar, soalnya kamu menyebalkan sih, sering sekali mengganggu Ruby," ucap Aley.

"Aku yang di dunia kalian juga begitu?" tanya Beryl.

"Iya, menyebalkan, bukan?" sahut Wesley.

"Tetapi sekarang Raby tidak memanggil kami dengan embel-embel 'Tuan Muda' lagi kok, soalnya kami ini kan teman," ucap Leaf.

"Ohh, jadi panggilnya Kak Wyclef, Kak Wesley, begitu? Atau Kak Leaf dan Kak Aley?"

Leaf dan Aley terdiam sebentar. Seakan bertanya, mengapa begitu? Kenapa harus Kakak?

"Kan Kak Raby lebih muda setahun dibandingkan kalian," ucap Beryl tanpa ditanya.

"Lahh, iya, aku baru ingat," jawab Leaf dan Aley secara bersamaan.

"Dibandingkan harus memanggil kalian dengan sebutan kakak, lebih baik aku memanggil kalian Tuan Muda saja," ucap Raby dengan senyum kecutnya.

"Hahah tidak perlu, panggil dengan nama saja sudah cukup kok," ucap Leaf dan Aley sambil tertawa.

Beryl terlihat sedang mengamati ruangan kecil yang ditempatinya. "Aku baru tahu kalau di sini ada ruangan rahasia. Aku kagum sekali ketika lemarinya tiba-tiba bisa terbuka."

"Keren, 'kan?" ucap Aley.

Beryl menganggukkan kepalanya. "Apakah di kamarku ada juga?" tanya Beryl.

Mereka berlima terdiam ketika mendengar perkataan Beryl. "Seharusnya di setiap kamar Putra Mildred memang ada tempat rahasia seperti ini," ucap Leaf.

"Oh, benarkah?"

Mereka semua mengangguk. "Jika kamu membuka pintu itu, dari ruangan ini bisa nembus ke ruang bawah tanah. Di sana ada jalan yang cukuuuuup panjang, bahkan ada penjaganya di beberapa tempat. Oiya, juga ada perpustakaannya kami sering menyelinap ke sana, ya walaupun sejujurnya buku di sana sulit dibaca karena menggunakan bahasa kuno," jelas Wesley bersemangat.

"Seru sekali," jawab Beryl iri.

"Menyelinap, ya? Wesley, bagaimana, apakah sekarang kamu sudah berani menyelinap?" tanya Aley.

"Jujur, aku masih takut, walaupun kalian sudah mengajari taktiknya, tetap saja aku takut, kamu juga kan, Clef?"

"Hehe, iya."

ARCANE || ENHYPEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang