Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungwon berjalan di tepi lapangan. Tadi, dia mengikuti siswa yang sudah berpihak padanya, tapi sekarang telah kehilangan jejak. Belum sempat berterima kasih, sebab itulah dia mengikuti.
“Sepertinya aku harus bertanya pada Riki. Kalau tidak salah, siswa itu mengenal Riki juga,” ucap Jungwon. Ketika matanya mengarah ke depan, dia membulatkan mata dan refleks berlari begitu sebuah bola melayang ke arah Jaeyoon.
“Jaeyoon hyung!! Awas!!”
JEDAK!
“A!” Jungwon langsung merasa pusing sekaligus sakit karena bola sepak yang tadi melayang pada kakaknya berhasil mengenai kening dia.
Jaeyoon terkejut, lantas dia menutup buku yang sedari tadi menjadi titik fokusnya hingga tak memperhatikan langkah dan juga sekitar.
“Hey, lain kali berhati-hatilah!! Jangan menendang sembarangan!!” Jaeyoon berteriak memarahi beberapa siswa yang bermain bola sepak di lapang sana. Setelah itu, memungut bola tersebut, lalu melemparnya untuk dikembalikan.
“Kau tidak apa-apa?” tanya Jaeyoon pada Jungwon, tapi tanpa memperlihatkan raut khawatir.
“Aku baik-baik saja, Hyung. Hyung bagaimana?”
“Eo, aku juga. Tapi keningmu pasti akan lebam.” Jaeyoon menyingkap poni Jungwon untuk melihat kening adiknya itu, sebab terkena bola.
“Ah, tidak apa-apa. Hanya lebam. Nanti juga cepat hilang. Yang terpenting, Hyung tidak terluka,” balas Jungwon. “Kalau begitu, aku pergi dulu, ya, Hyung?” Tanpa menunggu balasan, Jungwon pergi dari hadapan kakaknya sambil mengusap-usap kening yang terasa sakit.
Jaeyoon memperhatikan tanpa ada niatan untuk menyusul ataupun menghentikan.
“Haruskah aku berterima kasih padanya?” gumam Jaeyoon.
• • •
Saat masuk kelas, kaki Jungwon dijegal dengan sengaja oleh Hansung hingga menyebabkan dia jatuh tersungkur hingga dagunya membentur lantai dengan keras. Jungwon tentu saja meringis kesakitan, bahkan darah keluar dari sela gigi bawahnya karena benturan itu.
Jungwon menoleh. Hansung memandangnya penuh permusuhan.
“Anggap saja kau beruntung hari ini karena tak mendapat hukuman. Tapi, jangan terlalu senang dulu, Yoon Jungwon,” tutur Hansung. Matanya menyorot penuh kebencian pada Jungwon.
Ingin meminta maaf atas kejadian kemarin—meskipun tak merasa pernah melakukannya—Jungwon pun bangun dari posisi dia terjatuh. Teman-teman Hansung yang melihat Jungwon berdiri pun bergerak ke belakang Hansung, takut jika Jungwon kembali melakukan perlawan seperti kemarin.
“Hansung-ah, untuk yang kemarin, aku benar-benar minta maaf. Tapi, jujur saja, aku tak mengingat apa pun. Aku tak tahu bahwa kemarin berkelahi denganmu,” ungkap Jungwon.