Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Komen makin menipis karena slow update 😔 tpi gapapa deh yg penting masih pada baca 🤗
•
•
•
Jungwon tak bisa tidur. Pukul satu dini hari, dia masih terjaga. Duduk di lantai sambil bersandar pada ranjang, itulah yang dilakukannya. Perkataan sang bunda terus terngiang di kepala. Jika itu adalah sebuah kebenaran, dia harus menerimanya, 'kan?
Jung Heeyoung. Meski kenyataannya wanita itu bukanlah orang yang telah melahirkannya, tetap saja rasanya sulit untuk menghilangkan kebiasaan. Jungwon tak bisa menghilangkan sosok Heeyoung yang sudah dia anggap sebagai sang bunda. Meski tak pernah mendapat perlakuan baik darinya, Jungwon tetap menaruh rasa sayang yang teramat.
“Ayah, kenapa aku harus lahir? Aku tak ingin lahir jika berakhir seperti ini. Aku tidak suka hidupku. Aku tidak suka dengan takdir yang diberikan Tuhan padaku,” monolog Jungwon dengan penuh kepedihan. Semakin memeluk lutut, dia menumpahkan air matanya tanpa membuat suara sedikit pun. Kepalanya sudah sangat pening karena menahan sesuatu yang terus memaksa keluar.
“Jungwon-ah.”
Jungwon berhenti menangis. Kepalanya lantas mendongak karena mendengar suara yang tak asing di telinga. Melihat seseorang yang berdiri tak jauh darinya, membuat Jungwon speechless.
“Sunoo hyung ...”
Sunoo tersenyum, lalu melangkah mendekat hingga akhirnya duduk di sebelah Jungwon. Udara dingin yang semula terasa jadi lenyap begitu saja. Bahkan, kamar yang tadinya gelap tiba-tiba menjadi terang. Apakah Jungwon tengah bermimpi?
“Annyeong. Akhirnya aku bisa menemuimu. Kenapa belum tidur? Kau sedang memikirkan hal itu, ya?” terka Sunoo. Jungwon yang masih dilanda keterkejutan pun tak menjawab apa-apa.
Sunoo terkekeh kecil dan bertanya, “pasti terkejut, ya, karena aku datang dan bersikap tak seperti waktu aku hidup?”
Jungwon masih tidak menjawab, bahkan pandangan matanya dia turunkan.
“Maafkan aku.”
“Tidak, jangan meminta maaf,” balas Jungwon dengan baik hatinya. Meski Sunoo sering membuatnya masuk ke dalam masalah, tapi Jungwon sama sekali tak marah ataupun menaruh dendam terhadapnya. Seburuk apa pun perlakuan yang telah diberikan, Sunoo tetap saudara yang dia sayangi juga. Jadi, tidak apa-apa.
“Kau tahu? Kau adalah manusia berhati malaikat. Harusnya aku beruntung karena jadi saudaramu. Meskipun tak satu ibu, ayah kita sama. Aku benar-benar menyesal. Pikiranku tak seperti Heeseung hyung. Aku selalu termakan ucapan bunda hingga akhirnya memperlakukanmu dengan buruk juga,” jelas Sunoo.