Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heeyoung, Jaeyoon, dan Sunghoon berlari di sepanjang koridor rumah sakit. Setelah mendapat telepon dari Jungwon, mereka bergegas pergi. Sedangkan Heeseung, dia masih berada di perjalanan karena belum pulang.
Mendengar suara langkah yang berisik, membuat Jungwon menoleh. Melihat kedatangan bundanya membuat dia langsung beranjak dari bangku.
"Bunda ..." lirih Jungwon. Namun, sang bunda malah menatapnya marah.
"Apa yang terjadi?! Kau tak menjaganya, eo?!" Heeyoung berteriak. Jaeyoon segera menyentuh kedua bahu bundanya itu agar tenang dan tak membuat keributan di rumah sakit.
"Bu-bunda, aku-"
Ceklek
Seluruh mata langsung teralihkan. Heeyoung segera mendekat pada dokter yang baru keluar. Kedua matanya sudah berkaca-kaca, dan air yang membendung bisa pecah kapan saja.
"Bagaimana kondisinya?" tanya Heeyoung. Dia benar-benar mengharapkan Sunoo baik-baik saja. Putranya itu tak boleh pergi secepat ini.
Dokter yang menangani Sunoo mengembuskan napas.
"Kondisi jantungnya memburuk. Saya tidak tahu dia akan bertahan berapa lama lagi. Untuk sementara, biarkan dia menjalani perawatan intensif di sini."
Heeyoung mencengkeram kerah baju dokter itu. "Kau! Kau harus menyelamatkannya! Kau harus menyelamatkannya! Jangan biarkan dia pergi!" Heeyoung ambruk setelah bicara keras pada dokter. Jaeyoon yang melihat itu segera menenangkan bundanya dan membantunya duduk di bangku.
"Kami akan berusaha. Kalau begitu, permisi." Dokter itu pergi. Tangis Heeyoung sudah pecah. Dia belum bisa menemui Sunoo karena di dalam masih ada perawat.
"Bunda, jangan menangis. Sunoo akan baik-baik saja. Dia akan baik-baik saja," ucap Jaeyoon; menenangkan bundanya yang menangis semakin banyak.
Sunghoon melirik Jungwon yang berdiri di dekatnya sambil menundukkan kepala. Melihat tangan Jungwon meremat celana sekolah, membuat Sunghoon peka.
Jungwon, sedang ketakutan.
"Ini semua karena dirimu, Yoon Jungwon!" Heeyoung berdiri dengan perasaan marah. Dia melihat Jungwon yang sedang menundukkan kepala.
"Ti-tidak, Bunda. Aku tidak salah. Sunoo hyung-"
PLAK!
Jaeyoon segera menarik bundanya yang baru saja menampar Jungwon hingga bunyi tamparannya itu terdengar jelas. Jungwon tak berkutik, dia terus menundukkan kepala meski pipinya terasa sakit.
"Jika kondisi Sunoo jadi lebih buruk dari sebelumnya, bunda tidak akan pernah memaafkanmu! Tidak akan pernah!!" Heeyoung kembali berseru. Dia benar-benar marah pada Jungwon.
Jungwon mendongak dan menggelengkan kepala.
"Bunda, aku tidak melakukan apa pun. Sunoo hyung-"