FALL WINDS | 53

6.8K 573 249
                                    

Jungwon duduk termenung di salah satu halte yang sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungwon duduk termenung di salah satu halte yang sepi. Menangis tanpa suara, itu yang dilakukannya saat ini. Perlu diketahui saja, kondisi fisiknya tidak bisa disebut baik-baik saja. Banyak luka dan juga lebam yang nampak jelas di wajah bahkan tubuhnya. Menyakitkan memang, tapi Jungwon tidak mampu menghilangkan rasa sakit itu.

Membuka tas yang semula dipeluknya, Jungwon mengambil lembaran uang yang kusut. Tadi, selain memberi kekerasan, Hansung juga sempat merampas uangnya hingga ada beberapa yang sobek. Semakin keterlaluan, tapi seperti biasa, Jungwon tak bisa berbuat apa-apa.

Uang itu adalah hasil dari kerjanya selama di restoran ibu Hong. Namun, dalam sekejap mata, kertas bernilai tersebut tak bisa Jungwon gunakan semuanya, mengingat ada beberapa yang sobek dan tidak bisa digunakan.

Sambil merapikan kembali, Jungwon menghitung uang yang sekiranya masih dalam kondisi bagus. Namun, sepertinya itu tak akan cukup untuk mendapatkan kado yang telah dia incar untuk diberikan pada sang bunda.

“Uangnya rusak, aku tak akan bisa membeli kalung itu untuk bunda ...” gumam Jungwon. Menghembuskan napas, kepalanya mendongak ke langit.

“Tuhan, haruskah sekejam ini?”

“Apakah di kehidupan sebelumnya aku membuat kesalahan yang fatal hingga terlahir kembali dengan takdir yang begitu buruk?”

Jungwon menyeka air mata yang terus turun. Namun, rasa sesak di dadanya tak mau menghilang. Memandang uang yang dipegangnya, dia memikirkan apa yang bisa dibeli dengan uang itu. Namun, dalam beberapa detik, dering telepon membuyarkan pikirannya. Lantas, diambilnya ponsel yang sedari tadi berada di dalam tas hingga nampaklah nama Jongseong di layar.

“Ha—halo?”

“Halo, Jungwon-ah, di mana? Kenapa belum pulang? Kau baik-baik saja?”

“Aku baik-baik saja, Hyung. Aku akan pulang sedikit lambat. Tidak apa-apa, 'kan?”

“Mau kemana? Ke rumah sakit? Jangan pergi ke sana lagi. Hyung tidak mau wanita itu menyakitimu lagi. Cepatlah pulang.”

“Ha—hari ini bunda ulang tahun, aku—”

“Dia tidak akan peduli. Sadarlah, selama ini dia jahat padamu, Jungwon. Lagi pula dia bukan ibumu. Jadi, berhenti menyayanginya. Kau tak pantas memberikan rasa sayangmu pada orang yang telah membuatmu menderita selama ini.”

Jungwon terdiam sejenak. Meski kenyataan itu benar, tapi untuk menghilangkan rasa sayang terhadap bundanya sangatlah sulit. Dari kecil, dia sudah terbiasa hidup bersama Jung Heeyoung; wanita yang selalu dia panggil 'bunda'.

“Kau masih mendengar hyung? Cepatlah pulang.”

“I—iya.”

Sambungan terputus. Jungwon menurunkan ponsel yang semula tertempel di telinga. Melihat layar yang menyala, dia kembali meneteskan air mata.

[✓] FALL WINDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang