Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Hasil ujian minggu kemarin sudah keluar. Untuk posisi pertama pemegang nilai tertinggi di kelas ini adalah Kim Hansung.”
Seluruh murid langsung mengarahkan perhatian mereka pada Hansung yang sedang tersenyum bangga. Tak lama kemudian dia menoleh pada Jungwon yang yang sedang melihat ke arahnya juga.
Hansung tersenyum sinis, lalu memberikan dislike pada Jungwon. Jungwon yang melihat itu hanya diam karena tak bisa berbuat apa pun. Dia tahu bahwa nilai Hansung didapat dari hasil curang, tapi dia tak melaporkannya karena tidak berani sekaligus takut menimbulkan masalah.
“Di posisi kedua ada Lee Chanhee, dan posisi ketiga Yoon Jungwon,” lanjut guru yang menjabat sebagai wali kelas itu. Beliau menghela napas, lalu berkata, “untuk ujian tengah semester kali ini, nilai kalian cukup menyedihkan. Sudah bapak bilang, belajar dengan benar. Jika terus begini, akan sulit masuk ke universitas, mengerti?”
Seluruh murid menyahut bersamaan. Jungwon sudah tidak semangat lagi. Nilainya semakin turun. Untuk pertama kali dia berada di posisi ketiga.
“Bunda pasti marah. Makin sini nilaiku semakin menurun,” ucap Jungwon dalam hati. Dia mencemaskan hal yang belum terjadi.
Setelah mengumumkan nilai hasil ujian, wali kelas pamit pergi. Seluruh murid langsung gaduh dan mengeluh. Mereka menyesal karena tidak belajar sungguh-sungguh.
Hansung beranjak dari kursi. Kakinya melangkah mendekati Jungwon yang terlihat murung.
“Bagaimana? Aku berhasil menggeser posisimu. Sedih, ya? Kasian sekali,” ucap Hansung; meledek Jungwon.
Jungwon menoleh dan berkata, “Kau mendapat nilai tinggi pun karena curang. Kenapa begitu bangga?”
Seluruh murid langsung terdiam. Kini, kelas jadi hening begitu Jungwon berkata demikian dengan berani. Hansung yang menjadi sasaran perkataan Jungwon pun langsung saja menendang meja.
Jungwon terkejut, tapi dia memilih bungkam seraya mengambil buku dan juga alat tulisnya dari meja untuk dimasukkan ke dalam tas. Melihat itu, tentu saja membuat Hansung semakin kesal. Lantas, dia merampas tas Jungwon, lalu membantingnya dengan sangat keras ke lantai.
Hansung menarik kerah seragam Jungwon dan membawanya beranjak dari kursi.
“Berani sekali kau menuduhku. Kau tak terima karena nilaiku lebih tinggi darimu, ha?!” Hansung bersandiwara. Dia berusaha membuat teman-teman kelasnya beranggapan bahwa Jungwon telah menuduhnya melakukan kecurangan.
Dengan satu kali dorongan kuat, Jungwon jatuh ke belakang; untung saja kepalanya tak terbentur loker. Setelah mendorong Jungwon, Hansung melihat para teman kelasnya yang sedang menonton.