BAB 22

12.8K 919 6
                                    

“Kata-kata itu kan, yang lo harepin keluar dari mulut gue?”

Ajeng yang tadinya menunduk takut, kini mengangkat kepalanya dan menatap Kyla. Tidak ada lagi raut ketakutan di wajahnya seperti tadi. Suaranya yang tadi terdengar bergetar juga kini berganti dingin dan datar.

Senyum puas yang tadi tercetak di wajah Kyla seketika luntur, berganti menjadi kaget, saat melihat ekspresi Ajeng. Sangat berbeda dengan sebelumnya. Hal itu membuat perempuan itu menjadi heran sendiri.

Ajeng mengangkat tangannya, menyelipkan rambut panjangnya di telinga. Wajah yang tadi hampir seluruhnya tertutup oleh rambut, kini terlihat jelas.

“Lo bilang apa tadi? Lo mau ngebuat semua orang di sekolah ini ngebully dan benci gue? MIMPI!” Kata Ajeng, menekankan satu kata terakhirnya.

Mendengar hal itu, membuat rahang Kyla mengeras “Nggak usah sok berani lo sama gue! Lo tunggu aja, gue bakalan ngebuat orang-orang ngebully lo!” Balasnya sinis sekaligus marah.

“Oh ya?” Ajeng mengangkat sebelah alisnya, “Gue tunggu.” tambahnya lalu tersenyum mengejek.

Kyla yang melihat ekspresi mengejek dari Ajeng, mengepalkan kedua tangannya. Dia sangat tidak suka melihat wajah Ajeng, apa lagi ekspresi mengejeknya. Baru kali ini Kyla melihat ekspresi Ajeng yang seperti itu, tidak terlihat takut lagi padanya seperti dulu. Kyla tidak menyangka jika Ajeng berubah secepat ini. Tapi Kyla yakin, Ajeng pasti hanya berlagak sok berani padanya.

“Masih sok berani ternyata. Io itu cuma penyihir menyeramkan yang nggak bisa apa-apa, Ajeng. Sadar diri dong, lo itu sampah! Jadi nggak usah masang tampang sok berani di depan gue!” kata Kila sinis.

Mendengar hal itu, membuat bibir Ajeng menipis. Dan tanpa ba bi bu, Ajeng langsung mendorong Kila dengan kasar hingga punggungnya membentur tembok di belakangnya.

Tak hanya itu, Ajeng juga meraih kerah baju perempuan itu, dan semakin menyudutkannya ke tembok. Rahang perempuan itu mengeras penuh amarah. Punggungnya terasa sakit karna membentur tembok dengan keras.

“Lepasin tangan lo dari baju gue, sialan!” Sentaknya, sembari berusaha melepaskan tangan Ajeng dari bajunya. "Tangan najis lo nggak pantas buat nyentuh baju gue!” 

“Kalau lo nggak lepasin tangan lo sekarang juga, gue nggak akan segan-segan buat hancurin muka menyeramkan lo!” lanjutnya mengancam.

Bukannya menuruti perempuan itu, Ajeng malah tertawa, “Lo mau ngancurin muka gue? Nih hancurin kalau lo mau,” Balasnya menantang.

Kyla semakin bertambah marah, “Liat aja, gue bakalan hancurin muka lo!” sentaknya tak main-main.

“Lo pikir kali ini gue bakalan takut? Lo pikir kali ini gue bakalan diam aja ketika lo mau ngejahatin gue? Ckckck, denger baik-baik kata-kata gue, gue nggak takut dan nggak bakalan diam aja ketika lo mau nyakitin gue!” Ajeng melepaskan kerah baju Kila dengan kasar. Lalu mundur selangkah ke belakang.

“Lo mau ngebuat semua orang di sekolah ini membenci dan ngebully gue seperti di sekolah lama itu? Lo mau ngebuat muka gue hancur? Ckckc, Tidak semudah itu, sialan!!"

"Sudah cukup gue diam ngeliat tingkah menjijikkan lo! Sekali lagi lo berani ganggu atau pun nyentuh gue, gue pastiin nyawa lo yang akan jadi taruhannya!” lanjut Ajeng, memandang Kyla dengan tatapan tajam nan dinginnya.

AJENG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang