BAB 29

12.3K 841 3
                                    

Sementara itu di tempat yang berbeda, Lintang bersama kedua temannya tengah berada di depan kafe milik papanya. Lintang dan Lian duduk santai di atas motor masing-masing, memperhatikan Azka yang sekarang sedang cosplay menjadi tukang parkir dadakan.

“Mundur sedikit lagi,... Ya sedikit lagi,...”

“WOY, GUE BILANG MUNDURIN!! NAPA MALAH LO MAJUIN?! GUE GIBENG JUGA MOBIL LO!”

“Ya bagus,... ok, Setop!!”

“Tu anak cocok jadi tukang parkir,” Celetuk Lian sembari memperhatikan Azka yang tengah mengarahkan seseorang memarkirkan kendaraannya.

Lintang mengangguk setuju. Temannya itu terlihat sangat menikmati pekerjaannya, “Kurang peluit.”

Lian terkekeh, “kurang satu lagi. Rompi orens.” Tambahnya. Membayangkan Jika Azka memakai rompi orens dan membawa peluit.

“Lo berdua pasti lagi gosipin gue, kan?” Azka berjalan mendekati kedua temannya.

“Napa berhenti jadi tukang parkir? padahal kalau diliat-liat, lo cocok jadi tukang parkir. Kurang rompi orens, topi sama peluit aja.” Sahut Lian sembari memutar-mutar gantungan kunci motornya menggunakan jari telunjuknya.

Azka yang sudah duduk di jok motornya, yang letaknya berada di samping motor Lintang, berdecak mendengar perkataan Lian, “Gue nggak mau lagi jadi tukang parkir. Ternyata jadi tukang parkir butuh kesabaran ekstra. Banyak orang tuli, njir!! Gue nyuruh mundur, eh, dia malah maju. Gue nyuruh maju, eh, dia malah mundur! Kesel gue jadinya." Gerutu Azka. Ia kapok menjadi tukang parkir dadakan.

Sontak Lian tertawa mendengar gerutuan Azka, sedangkan Lintang hanya diam saja dengan wajah datarnya.

“kan lo dapat uang, cok. Jadi nggak usah nyesel.” Kata Lian melirik uang di tangan Azka.

“Uang segini mana cukup, Yan. Beli kangkung juga Cuma bakalan dapat setangkai dong.” Azka mengangkat tangannya, memperlihatkan kepada kedua temannya uang hasil keringatnya. Terdapat dua lembar uang 2000 an, itu pun sudah lecet dan hampir tak berbentuk uang lagi.

Betapa susahnya mencari uang, pemirsa. Batin Azka nelangsa.

“Lo jadi tukang parkir baru 10 menit, zka. Jadi wajar kalau lo dapat uang cuma segitu. Coba kalau lo kerja selama 24 jam sehari semalam non stop, gue jamin lo bakalan jadi milyurder, cok!”

Laki-laki bernama lengkap Azka Fahreza itu, menoleh menatap Lian, “Lo nyuruh gue jadi kang parkir selama 24 jam?” Lian mengangguk membenarkan.

“Astaga, jangan ngadi-ngadi lo! yang ada gue is koit duluan gara-gara stres ngadepin pemilik mobil atau motor yang bedeg-budeg. Ogah dah gue.” Lanjut Azka sembari memutar bola matanya malas.

Tidak ada tukang parkir yang bisa jadi orang kaya raya, meski bekerja selama 24 jam. Kalau ada mungkin dia punya pekerjaan sampingan, jadi maling bank. Pikir Azka.

Ehh, tapi ada deng, Tukang parkir pesawat, hehe... Azka meralat pikirannya tadi.

“Lo koit, kita pesta." Kata Lian lalu terkekeh pelan.

“Sialan lo!” Umpat Azka. Ia menatap Lian dengan tatapan tak bersahabat.

Sementara yang di tatap malah menyengir tak berdosa, “Gue bercanda, hehehe,...”

AJENG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang