Bab 65

11.6K 894 122
                                    

Hari persidangan.

Saat ini, Ajeng dan Lintang sudah berada dipengadilan. Keduanya tengah duduk diruang tunggu bersama dengan yang lainnya. Sidang akan dimulai pada pukul 10:00 pagi menuju siang. Dan sekarang jam masih menunjukkan pukul 09:30 pagi, itu berarti masih tersisa 30 menit lagi.

“Lintang,” Panggil Ajeng pada Lintang yang duduk disebelahnya.

Lintang menoleh, “Kenapa? Kamu pengen sesuatu?” Tanyanya.

“Kenapa banyak kamera sama wartawan?” Tanya Ajeng sembari menoleh pada pintu yang sedikit terbuka.

Diluar, terlihat banyak orang yang memegang kamera. Mereka tidak bisa masuk karna ada beberapa satpam yang menjaga. Tidak memperbolehkan siapapun untuk masuk kecuali orang berkepentingan.

“Mungkin karna kasus besar jadi banyak media dan wartawan yang mau ngeliput.” Jelas Lintang.

“Kasus besar?”

“Iya. Pembunuhan orangtua kamu 17 tahun lalu sudah masuk di media sosial, jadinya viral, banyak yang ngebahas. Terus penculikan dan penyiksaan kamu juga viral. Mungkin itu alasannya kenapa banyak wartawan yang ngeliput.”

“Viral? Kok aku nggak tau?” Dahi Ajeng mengerut.

Decakan keluar dari mulut Lintang setelah mendengar pertanyaan dan mimik wajah Ajeng. Ia sangat yakin jika gadis itu hanya berpura-pura tidak tahu saja.

“Nggak usah pura-pura nggak tahu, Ajeng.”

Ajeng menyengir, tapi cengirannya tidak terlihat karna ia memakai masker yang menutupi sebagian wajahnya. “Hehe, aku ketahuan,”

Tangan Lintang terulur menyentil pelan dahi Ajeng. Bukannya marah Ajeng malah terkekeh.

“Aku masuk tv dong?” Ajeng kembali bertanya.

“Iya. Tapi jangan khawatir, wajah kamu nggak akan terekspos kok. Pihak media akan selalu memblur wajah kamu jika diberitakan. Itu atas permintaan papa. Jaga-jaga siapa tahu kamu nggak suka wajah kamu ada dimana-mana.” Jawab Lintang.

Tersenyum tipis, karna Ajeng memang tidak suka jika wajahnya masuk di tv-tv, “Aku memang nggak suka.”

“Aku juga nggak suka.”

“Kok kamu ikut-ikutan nggak suka?” Tanya Ajeng dengan sebelah alis terangkat.

“Nanti banyak yang suka sama kamu kalau mereka ngeliat wajah kamu yang cantik.”

Ajeng memutar bola matanya malas mendengar hal itu. Banyak yang suka padanya? Ckckck, sangat tidak mungkin terjadi.

Mana ada orang yang suka pada gadis aneh dan menyeramkan seperti dirinya. Ditambah sekarang wajahnya sudah punya luka memanjang, pun dengan lengan yang penuh luka sayatan. Hanya orang bodoh yang mungkin menyukainya. Dan orang bodoh itu adalah Lintang. Tapi laki-laki itu juga tidak suka pada tubuhnya. Ia telanjang juga Lintang tidak akan nafsu.

Sebenarnya ia bisa saja menghilangkan semua bekas lukanya hanya dalam hitungan detik saja. Namun, ia sedang malas melakukannya. Biarkan saja sekarang seperti ini. Ia akan menghilangkannya nanti setelah ia sudah tidak malas lagi.

AJENG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang