Bab 43

10.8K 867 29
                                    

“BRENGSEK!!”

“ANJING!!!”

Nafasnya memburu, rahangnya mengeras dengan kedua tangan mengepal kuat. Lintang rasanya ingin menghajar dan membunuh orang yang telah menyakiti dan meninggalkan banyak bekas luka pada tubuh gadis itu.

Lintang tahu jika bekas luka-luka itu pasti didapat dari hasil penyiksaan seseorang. Tapi, siapa yang tega melakukan hal sekeji itu?

Menghembuskan nafasnya beberapa kali, berusaha meredakan emosinya. Lalu kembali membaringkan Ajeng dengan sangat hati-hati.

“Siapa yang nyakitin lo?” Tanyanya dengan suara pelan, nyaris seperti bisikan. Tangannya terulur mengelus lembut rambut gadis itu.

Tak ada jawaban. Ajeng hanya diam saja.

Tanpa Lintang ketahui, Ajeng sebenarnya sangat ingin berteriak, memaki dan menghajar laki-laki itu, karna dengan kurang ajarnya membuka tangtoopnya dan melihat semua luka yang selama ini ia sembunyikan dari siapapun.

Sayangnya, Ajeng tidak bisa berbuat apa-apa dengan tubuh lemah dan sakitnya. Bergerak sedikit saja, rasanya seperti semua tulangnya dipatahkan secara serentak.

Tapi jika dipikir-pikir lagi, semua bukanlah salah Lintang- laki-laki itu sudah meminta izin padanya. Juga, tidak akan pantas jika ia menghajar orang yang sudah merawatnya. Harusnya ia berterima kasih, kan?

“Gue obatin ya lukanya,”

Lintang menarik tangannya dan segera turun dari tempat tidur. Berjalan mengambil kotak obat di lemari, lalu kembali mendekati Ajeng. Dengan telaten mulai membersihkan luka di perut gadis itu. Untung lukanya tidak terlalu dalam, jadi tidak terlalu berakibat fatal.

Beberapa pertanyaan pertanyaan sejak tadi berseliweran dibenak Lintang. Apa yang sebenarnya terjadi kenapa Ajeng bisa merintih kesakitan dipinggir jalan Hingga dikerumuni banyak orang?

Kenapa pakaian gadis itu kotor dan bau seperti habis disiram air comberan?

Siapa yang melakukannya?

Lintang bertanya demikian karna ia  tidak mengetahui kejadian sebenarnya. Ia yang baru saja keluar dari area sekolah dengan mengendarai mobilnya, merasa heran karna melihat banyak orang berkumpul dipinggir jalan mengelilingi sesuatu.

Karna penasaran, ia menghentikan mobilnya tak jauh dari tempat itu, dan berjalan mendekati kerumunan itu. Rasa kaget dan khawatri langsung dirasakannya saat melihat seorang gadis yang sangat dikenalnya berguling-guling di aspal dengan rintihan kesakitan keluar dari mulutnya.

Apa Ajeng habis terjatuh di got?

Menggelengkan kepala berusaha menghalau pikiran tak masuk akalnya itu.

Tidak mungkin hanya karna jatuh di got hingga membuat Ajeng kesakitan seperti itu.

Dan untuk luka di perut Ajeng, sepertinya ada seseorang yang sengaja melakukannya. Tapi siapa orangnya?

Untuk bekas luka-luka di tubuh Ajeng, Lintang yakin pelakunya pasti orang terdekat gadis itu. Tidak mungkin kan orang lain yang melakukannya?

Terlebih lagi saat kembali mengingat perkataan Amel waktu itu. Ajeng hanya anak pungut. Bisa jadi pelakunya yaitu orang yang memungutnya, yang tak lain dan tak bukan- orang tua dari perempuan sinting itu.

AJENG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang