Berita kematian Kylana sudah menyabar luas. Bukan hanya di kalangan siswa-wiswi SMA PELITA HARAPAN saja, tetapi hampir semua orang di kota itu. Bahkan sudah masuk dalam berita yang ditayangkan di tv nasional.
Foto Kyla/korban tanpa sensor juga sudah tersebar di media sosial. Entah siapa yang menyebarkannya.
Kejadian pembunuhan itu sangat menggemparkan dan mengagetkan semua orang. Bagaimana tidak, sang korban dibunuh dengan cara sangat sadis dan tidak manusiawi.
Bekas tusukan benda tajam hampir memenuhi seluruh tubuhnya. Yang terparah berada dibagian perut dan juga wajag. Mungkin ada puluhan bekas tusukan, hingga membuat perutnya terkoyak-koyak dan organ-organ bagian dalam tercecer keluar.
Banyak yang beranggapan jika pelakunya mungkin mempunyai dendam pada sang korban. Ada juga berpendapat jika pelakunya seorang psikopat yang tidak mengenal Korban. Hanya random memilih target.
Manusia mana yang bisa melakukan pembunuhan sadis seperti itu jika bukan psikopat?
AJENG
Ajeng berjalan masuk kedalam area sekolah dengan langkah kaki pelan. Pagi ini, ia berangkat bersama dengan Lintang. Tetapi setelah laki-laki itu memarkirkan mobilnya, Ajeng langsung segera keluar dan pergi begitu saja. Meninggalkan Lintang yang masih berada didalam mobil.
Di sepanjang jalannya menuju kelas, Ajeng bisa mendengar orang-orang membahas tentang kematian Kyla. Tak ada sedikitpun raut kaget yang ditampilkan gadis itu. Ajeng sudah tahu kematian perempuan pembully itu, bahkan dari jauh hari sebelum kematiannya.
Sekarang, Ajeng sudah berada di koridor lantai dua. Aebentar lagi ia akan tiba di kelasnya. Ia ingin segera duduk di bangkunya sambil menggambar, seperti yang biasa ia lakukan.
Tapi, niatnya untuk segera ke kelas sepertinya akan tertunda, setelah melihat seorang perempuan yang baru kemarin dikenalnya, tengah bersandar di tembok depan kelas X1 IPA 1. Ajeng yakin, perempuan itu sedang menunggunya.
Hilang satu tumbuh seribu. Sepertinya pepatah itu memang benar adanya. Lenyap Kyla, muncullah Dela.
Ya, perempuan itu adalah Dela- temannya Kyla. Yang kemarin ikut membullynya.
Benar saja, perempuan itu langsung menatapnya dengan tatapan marah saat melihatnya. Namun, Ajeng tidak memedulikannya. Ia terus berjalan tanpa menoleh.
"Pembunuh!"
Satu kata yang keluar dari mulut perempuan itu, mampu membuat Ajeng seketika menghentikan langkahnya tepat di depan perempuan itu. Bukan hanya Ajeng, tapi beberapa orang yang berada disekitar koridor, juga sontak menoleh pada Dela.
"Benar kan? Lo pembunuh!"
Ajeng Menoleh menatap Dela dengan tatapan datarnya. Perempuan itu sepertinya sedang ingin bermain-main dengannya. Dengan baik hati ia akan meladeninya. Dela adalah orang pertama yang menuduhnya sebagai pembunuh. Dan itu jelas mengusiknya.
"Lo yang ngebunuh Kyla!" Sentak Dela marah.
"Gue?" Ajeng menunjuk dirinya sendiri, "Ada bukti?" Tambahnya dengan sebelah alis terangkat.
"Siapa lagi yang berani ngelakuin itu kalau bukan lo! Pasti lo dendam sama Kyla karna dia selalu ngebully lo! Makanya lo ngebunuh dia diam-diam. Ngaku lo!!" Dela semakin mendesak Ajeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
AJENG (COMPLETED)
Mystery / Thriller"Kalau pun gue yang ngebunuh cewek sialan itu, gue nggak bakalan ngelakuin secara diam-diam. Gue bakalan bunuh dia didepan lo semua. Gue bukan pecundang yang beraninya main belakang!" Ajeng menunjuk semua orang yang ada disana. "Seperti kalau gue ma...