Bab 48

11K 773 2
                                    

Tepat jam satu dini hari, Ajeng sudah berada didepan pintu apartemen milik Lintang. Raut wajah bahagia terlihat jelas di wajah cantiknya yang tertutupi rambut. Setelah pintu terbuka, Ajeng pun melangkah masuk. Tak lupa menutup pintu kembali dengan pelan.

"Dari mana?"

Sontak, Ajeng membalikkan badan saat mendengar suara bernada dingin itu. Raut wajah bahagianya perlahan berubah menjadi raut wajah datar, mendapati Lintang berdiri didepannya. Raut wajah khawatir dan marah terlihat jelas di wajah laki-laki itu. Dan Ajeng jelas tahu apa penyebabnya.

"Jawab! Lo dari mana?!" Sentak laki-laki itu dengan nada sedikit meninggi.

Jujur, sentakan laki-laki itu membuat Ajeng terlonjak kaget. Lintang kalau marah serem juga ternyata. Tapi jadi kelihatan hot. Hehehe. Api kali hot.

"Jawab, Ajeng, Lo dari mana?" Untuk ketiga kalinya, Lintang kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama, dan juga nada suara yang sama.

"Lo ngebentak gue?" Bukannya menjawab, Ajeng malah balik bertanya dengan memasang wajah sok polosnya.

Hal itu membuat Lintang menghela nafas kasar. Apa gadis itu tidak tahu jika dirinya sangat panik dan khawatir?

Lintang terbangun ditengah malam akibat ingin buang air kecil. Karna di kamar yang ditempatinya tidak ada toilet, jadilah ia ke kamar mandi yang ada disamping dapur. Saat melewati kamar yang ditempati Ajeng, tak sengaja ia melihat pintu kamar itu terbuka sedikit. Tapi karna ia sudah sangat kebelet, jadilah ia mengabaikannya.

Setelah pulang dari toilet, barulah rasa keponya meronta-ronta ingin memeriksa kamar yang ditempati Ajeng. Lintang Masuk kedalam kamar itu secara diam-diam. Takut jika suaranya bisa mengganggu tidur gadis itu.

Tapi, betapa kaget dan paniknya Lintang saat tidak menemukan siapapun ditempat tidur. Ia memeriksa semua ruangan sembari berteriak memanggil nama gadis itu berulang kali. Bahkan kolong tempat tidur pun tak luput dari pemeriksaannya. Tetapi, tetap saja Lintang tidak menemukan orang yang dicarinya.

Hingga akhirnya Lintang memutuskan akan mencari Ajeng diluar. Tapi, ia urungkan niatnya saat pintu tertutup itu dibuka dari luar, menampilkan gadis yang dicarinya dengan pakaian serba hitam miliknya.

"Lo dari mana?" Tanya Lintang untuk keempat kalinya dengan nada tidak dingin lagi.

"Dari,..... luar. Maksud gue, dari taman." Jawab Ajeng sedikit terbata.

Taman? Untuk apa gadis itu ke taman malam-malam begini?

Lintang menatap wajah Ajeng lekat, "Taman? Ngapain di taman tengah malam begini?" Tanyanya.

Ajeng terdiam sesaat lalu menjawab, "Nyari,.... em, nyari angin. Ya, gue habis nyari angin di taman."

Semakin bingung Lintang dibuatnya mendengar jawaban gadis itu. Nyari angin? Katanya? Apa Ajeng tidak kedinginan tengah malam ke taman hanya dengan kaos berlengan pendek miliknya?

Gue nggak dingin. Batin Ajeng menjawab.

Mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Namun, di hati yang paling dalam, Lintang belum sepenuhnya mempercayai gadis itu. Entah kenapa Ajeng terlihat bertingkah aneh dan tak biasa, seperti ada sesuatu yang disembunyikan.

AJENG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang