3

2.5K 282 3
                                    

Haechan menoleh dan terkejut mendapati dua orang pemuda tengah mengejarnya.

"Hey ,tunggu ! "

"Hindari laki laki ini , dia sangat berbahaya untuk mu "

Ucapan dari Renjun beberapa waktu yg lalu membuat gadis berkulit Tan itu khawatir , lagipula haechan mahasiswi baru di sini ,ia tidak pernah mengenal siapapun kecuali Renjun di kampus ini , sahabat baru yg telah di anggapnya sebagai kakaknya sendiri .

"Tidak ,mereka pasti mengejar orang lain "kata haechan dengan nada takutnya .

"Hey, aku bilang tunggu"

Haechan mengabaikan teriakan di belakang nya dan terus berlari sampai berada tepat di depan sebuah gerbang besi .

Namun mata hitam polosnya seketika membulat terkejut karena dua orang lelaki yg semula berada di belakang nya tiba tiba muncul .

Haechan mengamati dua lelaki di Depan nya , mereka melihat haechan penuh selidik .

Salah satu di antara nya menatap haechan  liar dengan seringai menakutkan dan satu lelaki yg lain menatap nya biasa tanpa meninggalkan senyum ramah nya.

"Apa kau yg bernama, haechan"tanya laki laki dengan tatapan matanya yg lembut ,tetapi haechan sudah terlanjur takut .

"Bu--Bukan" haechan menggelengkan kepala nya lalu berusaha menghindar dan kembali berjalan, namun tangan nya tiba tiba di tarik oleh laki laki satunya yg memiliki kulit sedikit gelap .

"Jangan bohong "dengan gerakan cepat ,laki laki itu menyingkirkan jaket rajut warna putih milik haechan, hingga name tag-nya terlihat jelas , haechan merutuki dirinya karena lupa untuk melepas name tag-nya itu .

"Kau berani bohong pada kami hah! "lelaki itu nampak marah .

"Jaem , bagaimana kalau gadis ini aku berikan pelajaran terlebih dahulu ?
Aku bisa ....." Sambung Lucas seraya menyenggol jaemin .

"Masih banyak gadis di luar sana yg bisa kau mainkan Luke , jangan sentuh gadis ini "jaemin memperingatkan dengan serius .

"Hahh , lagi lagi itu "Lucas memutar bola matanya malas .

"Ikutlah dengan kami "
"Kami berjanji tidak akan menyakiti mu "jaemin berkata sepenuh hati.

Haechan berusaha meminta bantuan dengan memandang ke kanan dan kiri , namun tak ada orang orang di sana yg berani untuk sekedar melihat nya .

"Bercuma meminta bantuan ,mereka semua pecundang " sahut jaemin , seolah tau isi hati haechan.

Haechan yg merasa tak punya pilihan lain akhirnya mengangguk setuju.

.
.
.

Cukup lama berjalan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah berukuran sedang .

"Masuk "pinta jaemin

Suara musik dengan volume yg cukup keras menyambut kedatangan mereka , kepulan asap rokok dan bau alkohol memenuhi ruangan tersebut.

Haechan yg merasa enggan untuk masuk hanya berdiri di tempat nya .

"Sampai kapan kau akan berdiri di sana ? Ayo masuk "

"Aku, mau pulang "

"Baru juga sampai "jaemin menarik tangan haechan membawa gadis itu masuk.

Ceklek

Haechan melihat ke belakang dan pintu sudah di tutup , gadis itu lalu mengedarkan pandangannya dan menatap ke setiap penjuru ruangan tersebut dengan perasaan takut .

"Lewat sini "

Haechan mengikuti jaemin , berjalan dengan kepala menunduk ketika melewati sekumpulan lelaki dengan celana robek dan rokok terjepit di mulut.

Semua pandangan tertuju kepada dirinya , sehingga ia  bisa merasakan  tangan nya tiba tiba berkeringat.

Jaemin membawa haechan menuju ke lorong gelap dan remang remang lalu keduanya berhenti di depan pintu besar berwarna putih .

"Masuklah"

Haechan mencengkram ujung rok nya, bingung, dia tidak mengenal siapa pun di sini ,tempat ini begitu menakutkan untuk nya , haechan menundukkan kepala nya dan menangis .

"Hey jangan menangis , kau mau pulang kan " tanya jaemin dengan nada iba, sungguh dia merasa kasian dengan gadis yg ada di depan nya ini .

Haechan menganggukkan kepala nya dengan polos , jari jari lentik nya menyapu air mata yg menetes lembut di pipi nya .

"Mau"

"Kalau begitu masuklah"

Haechan mencibikkan bibir nya , dia tidak ingin masuk ke ruangan ini ,dia hanya ingin pulang .

"Masuklah , di dalam sana akan lebih aman untuk mu "ucap jaemin sekali lagi sambil tersenyum lembut pada haechan.

"Apa setelah ini aku boleh pulang "tanya haechan dengan polos

"Tentu saja "jawab jaemin cepat .

Haechan mengangkat kepala nya sambil menyeka air mata nya yg setia mengalir , sambil menarik nafas panjang kemudian mengeluarkan nya perlahan lahan .

Haechan memberanikan dirinya  untuk masuk ke dalam .

Saat kaki nya telah menginjak ke dalam suara klik pada pintu membuat nya sadar bahwa kalau  sekarang ini dia berada dalam bahaya .

Haechan segera berbalik badan dan berlari menghampiri pintu yg sudah menutup itu .

"Buka pintunya! Buka!" Haechan terus menggedor pintu berkali kali , namun sama sekali tak ada reaksi .

"Tolong buka pintunya, tolong ,hiks hiks "

haechan hanya bisa menangis di dalam ruangan berbentuk kamar yg di tempati nya saat ini .

Be With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang